BAB IV
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
PENDAHULUAN
1. Deskripsi
Singkat
Pada sesi perkulihan ini membahas tentang
pendokumentasian Asuhan Kebidanan meliputi Model-model dokumentasi asuhan.
Prinsip dokumentasi dan Aspek legal dokumentasi. Pembahasan ini menguraikan
secara jelas tentang macam-macam, asuhan kebidanan yang umumnya dipakai dalam
mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada pasien/klien
2. Manfaat
Pendokumentasian
merupakan hal penting yang harus diketahui dan dikuasai oleh pemberi asuhan
pelayanan kebidanan, karena pendokumentasian merupakan bukti tertulis tentang
tindakan yang dilakukan oleh pemberi pelayanan. Dengan mempelajari
pendokumentasian mahasiswa menjadi salah seorang tenaga kesehatan yang tahu dan
paham tentang pendokumentasian.
3. Tujuan Instruksional
khusus
Setelah menyelesaikan materi ini, mahasiswi diharapkan
dapat melakukan pendokumentasian asuhan kehamilan.
PENYAJIAN
Dokumen atau catatan pasien yang
dibuat juga mengandung sumber informasi yang lengkap dan sesuai dengan
manajemen kebidanan secara frofesional,sehingga membentuk suatu dokumen yang
merupakan kwalitas untuk keperluan pribadi,keperluan manajemen RS,kesehatan
masyarakat,bahkan Internasional.Oleh sebab itu ,peran bidan sebagai provider
kesehatan di masyarakat dalam pelayanan
kebidanan yang bertanggung jawab dan professional harus mempunyai dokumenatasi
kebidananterhadap semua asuhantermasuk asuhan kehamilan.
A.
Konsep
Dokumentasi
1.
Pengertian
Dokumentasi
adalah suatu proses pencatatan, penyimpanan informasi data, fakta yang bermakna
dalam dalam pelaksanaan kegiatan.
Dokumentasi
kebidanan adalah suatu system pencatatan dan pelaporan informasi tentang
kondisi dan perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan
oleh pertugas kesehatan ( bidan, dokter, perawat dan pertugas kesehatan lain)
2.
Tujuan
pendokumentasi
Dokumentasi
pasien merupakan aspek penting dalam melaksanakan asuhan kebidanan. Semua
instansi kesehatan memilih dokumentasi pasien yang dirawat walaupun bentuk
formulir masing-masing instnsi berbeda.
Tujuan dokumentasi asuhan pada pasien /Klien adalah :
a.
Menjamin
terbitnya administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan di instansi
pelayanan
b.
Sebagai
bahan untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan pada pasien/klien
c.
Bila
terjadi gugatan hukum maka dokumentasi kebidanan dapat membantu
3. Manfaat
Manfaat dokumentansi kebidanan dapat dirasakan oleh :
- Pasien - Dokter
- Perawat - Bidan
- Riset - Tenaga Kesehatan lain
4.
Model-model
dokumnetasi asuhan
a.
SOR
(Source Orientasi Record)
Model
ini menempatkan catatan atas disiplin orang atau sumber yang mengelola
pencatatan. Bagian penerimaan klien mempunyai lembar isian terdiri, dokter
menggunakan lembar unjtuk mencatat instruksi, lembaran riwayat penyakit dan
perkembangan penyakit. Perawat menggunakan catatan masing-masing
Catatan
berorientasi pada sumber terdiri dari lima komponem yaitu:
1) Lembar
penerimaan biodata
2) Lembar
order dokter
3) Lembar
riwayat medik/penyakit
4) Catatan
perawatan
5) Catatan
dan laporan kasus
Keuntungan SOR
1) Menyajikan
data yang secara berurutan dan mudah diidentifikasi
2) Memudahkan
perawat untuk secara bebas mengetahui bagaimana informasi akan dicatat
3) Format dapat
menyederhanakan proses pencatatan masalah kejadian, perubahan,
intervensi dan respon klien atau hasil
Kerugian SOR
1) Potensial
terjadi pengumpulan data yang terfragmentasi karena tidak berdasarkan urutan
waktu
2) Kadang-kadang
mengalami kesulitan untuk mecari data sebelumnya tanpa harus mengulang pada
awal
3) Superficial pencatatan tanpa data yang jelas
4) Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk
menentukan masalah dan tindakan yang akan dilakukan pada klien
5) Waktu pemberian asuhan memerlukan waktu yang banyak
6) Data yang berurutan mungkin menyulitkan dalam
interprestasi/analisa
7) Perkembangan
klien sulit dimonitor
a. POR
(Problem Orientasi Record)
Model
ini memusatkan data tentang klien di dokumentasikan dan disusun menurut masalah
klien. Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang
dikumpulkan oleh dokter, perawat, bidan atau tenaga kesehatan lain yang
terlibat dalam pemberian pelayanan kepada klien Model
dokumentasi ini terdiri dari empat komponem yaitu :
1) Data
dasar
2) Daftar
masalah
3) Evaluasi dan penyelesaian masalah secara jelas dicatat
data
4) Daftar
awal rencana asuhan
5) Catatan
perkembangan (Progress notes )
Keuntungan POR
1) Lebih
menekankan pada masalah klien
2) Pencatatan
tentang kontinyunitas dari asuhan. Data disusun berdasarkan masalah yang
spesifik
3) Daftar
masalah akan membantu mengingatkan petugas untuk perhatian
4) Daftar
yang perlu diitervensi, dijabarkan dalam rencana tindakan
Kerugian POR
1) Penekanan
hanya pada masalah, penyakit dan ketidak mampuan sehingga mendekatkan pada
pengobatan
2) Kemungkinan
adanya kesulitan jika daftar masalah belum dilakukan timbul masalah baru
3) SOAPIER dapat menimbulkan pengulangan yang tidak perlu
4) Pencatatan yang rutin mungkin diabaikan dalam
pencatatannya jika flor shet untuk pencatatan tidak tersedia
b.
CBE
(Charting By Exception )
Adalah
system dokumentasi yang hanya mencatat secara negative dari hasil atau penemuan
yang menyimpang dari keadaan normal atau standar.
Keuntungan
1) Mengurangi
penggunaan waktu untuk mencatat sehingga banyak waktu yang digunakan untuk
melaksanakan asuhan
2)
Tersusunnya
standar minimal untuk pengkajian dan intrvensi
3)
Data
yang tidak normal nampak jelas
4) Data
yang normal secara mudah dapat ditandai dan dipahami
5) Data
normal atau respon diharapkan tidak menggangu informasi lain
6) Pencatatan
duplikat dapat dikurangi
7)
Data
klien dicatat pada format secepatnya
8)
Informasi
terbaru dapat diletakkan pada tempat tidur klien
9)
Jumlah
halaman lebih sedikit digunakan dalam dokumentasi
10)
Rencana tindakan
disimpan sebagai catatan yang permanent
Kerugian
1) Pencatatan
secara narrai Sangay singkat sangat tergantung dari cheklis
2) Kemungkinan
ada pencatatan yang masih kosong atau tidak
3) Pencatatan
rutin sering diabaikan
4) Adanya
pencatatan kejadian yang tidak semuanya didokumentasi
c.
PIE
(Problem Intervention and Evaluation)
PIE adalah singkatan dari Problem Intervention and
Evaluation
Keuntungan
1) Rencana
tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan
2) Memungkinkan
pemberian asuhan yang continue karena secara jelas
3) Perkembangan
klien mulai dari masuk sampai pulang dapat dengan mudah dgambarkan
4)
Dapat
diadaptasi untuk catatan yang otomatis
Kerugian
1) Tidak
dapat digunakan untuk pencatatan untuk semua disisplin ilmu
2) Pembatasan
rencana tindakan yang tidak diaplikasikan untuk beberapa situasi keperawatan
kebidanan
B.
Manajemen
Varney
Merupakan
metode pemecahan masalah kesalahan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh
bidan didalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Dalam proses penatalaksanaan asuhan menurut varney ada 7
langkah meliputi :
Langkah 1 pengumpulan data
dasar
Mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan. Pada
langkah ini bidan sebagai tenaga professional tidak boleh menduga-duga masalah
yang dapat pada pasien atau klien, bidan harus menggali/mencari fakta dari
pasien, keluarga, tim kesehatan lain dan juga berdasarkan hasil pemeriksaan
bidan sendiri
Langkah 2 interprestasi
data dasar
Mengiterprestasi
data untuk berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Masalah sering berkaitan dengan masalah yang oleh wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Masalah adalah hal-hal yang berkaitan
dengan pengalaman klien yang ditemukan dari pengkajian atau yang menyertai
diagnosa.
Langkah 3 mengidetifikasi
diagnosa atau masalah potensial
Pada
langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini memerlukan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan penceganhan, sambil
mengawasi pasien, bidan bersiap-siap bila msalah potensilan ini benar-benar
terjadi.
Langkah 4 mengidentifikasi
dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengantisipasi
perlunya tindakan segera oleh bidan dan dokter untuk konsultasi atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan.
Langkah 5 merencanakan
asuhan yang menyeluruh
Pada
langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah teridentifikasi dari kondis/msalah pasien, tapi juga dari kerangka
pedoman antisipasi terhadap pasien tersebut, apakah kebutuhan perlu konseling,
penyuluhan, dan apakah pasien perlu dirujuk karena ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan masalah kesehatan lain, misalnya psikologi. Pada langkah ini
tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan
rencana bersama pasien dan keluarga, kemudian membuat kesepakatan bersama
sebelum melaksanakannya.
Langkah 6 melaksanakan perencanaan
Pada
langkah ini rencana asuhan komperhensif yang telah dibuat dapat dilaksanakan
secara efisien seluruhnya oleh bidan atau dokter atau tim kesehatan lainnya.
Langkah 7 evaluasi
Pada
langkah 7 (tujuh) ini dilakukan evaluasi keefektifan hasil dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan lainnya apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam
masalah dan diagnosa.
C.
SOAP
(Subjektif Objektif Assement Planing)
SOAP merupakan singkatan dari :
1. S : Subjektif
a.
Menggambarkan
pendokumentasian pengumpulan data klien melalui anamnese
b.
Tanda
gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien, suami atau
keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan,
riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB penyakit, riwayat penyakit
keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial pola hidup)
c.
Catatan
ini berhubungan dengan masalah sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai
kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan
yang berhubungan dengan diagnosa. Pada orang yang bisu, dibagian data belakang
“S” diberi tanda “O” atau “X” ini menandakan orang itu bisu. Data Subjektif
menguatkan diagnosa yang dibuat.
2.
O : Objektif
a. Menggambarkan
pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, hasil lab. Dan test dianoastic
lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment.
b. Tanda
gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan ( tanda KU. Vital sign
Fisik, khusus. Kebidanan, pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan dengan inpeksi,
palpasi, auskultasi dan perkusi
c. Data
ini memberi bukti gejala klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosa. Data fisiologis, hasil opservasi yang jujur. Informasi kajian
tehnologi ( hasil laboratorium, sinar X, rekaman CTG, dan lain-lain ) dan
informasi dari keluarga atau orang dapat dimasukkan dalam kategori ini. Apa
yang di observasi oleh bidan akan menjadi komponem yang berarti dari diagnosa
yang akan ditegakkan.
3.
A
: Assesment
a. Masalah
atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif maupun
objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah
dan selalu ada informasi baru baik subjektif maupun objektif, dan sering
diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah suatu proses
yang dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti
perkembangan pasien dan menjamin suatu perubahan baru cepat diketahui dan dapat
diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang cepat.
b. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dari interprestasi
data.
Subjektif
dan objektif dalam suatu identifikasi :
1) Diagnosa/masalah
a) Diagnosa
adalah rumusa dari hasil pengkajian mengenai kondisi klien : hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir berdasarkan hasil analisa data yang didapat
b) Masalah
adalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga kebutuhan klien terganggu,
kemungkinan mengganggu kehamilan/kesehatan. Tetapi tidak masuk dalam diagnosa.
2) Antisipasi masalah lain diagnosa potensial
4.
P
: Perencanaan
Menggambarkan
pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment. Untuk
perencanaan, implementasi dan evaluasi dimasukkan dalam “P” Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan
dating. Untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau
menjaga mempertahankan kesejahtraannya. Proses ini termasuk criteria tujuan
tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu tertentu,
tindakan yang diambil harus membantu psien mencapai kemajuan kesehatan dari
harus sesuai dengan instruksi dokter
5.
I
: Implementasi
Pelaksanaan
rencana tindakan untuk menghilangkan dan mengurangi masalah klien ini harus
disetujui oleh klien kecuali bila tidak dijalankan akan membahayakan
keselamatan klien. Oleh karena itu klien harus sebanyak mungkin menjadi bagian
dari proses ini. Bila kondisi klien berubah, intervensi mungkin juga harus
berubah atau disesuaikan.
6.
E
: Evaluasi
Tafsiran
dari efek tindakan yang telah diambil adalah hal penting untuk menilai
keefektifan asuhan yang dibrrikan. Analisisi hasil yang dicapai menjadi focus dari
ketepatan nilai tindakan. Jika criteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi
menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan alternative sehingga mencapai tujuan.
D.
Prinsip dokumentasi
Beberapa prinsip etik
yang berhubungan dengan pendokumentasian Asuhan sbb :
1.
Autonomy
Merupakan suatu hal
dimana kita menghargai hak-hak orang memberikan hak-hak mereka untuk membuat
pertimbangan dan pilihan tindakan. Prinsip autonomy mendasari secara legal
terhadap informend consent sebelum memerintahkan, penolakan ataupun pengobatan
privacy dan rahasia dalam akses untuk catatan
2.
Beneficiency
Merupakan tugas
hubungan sesama yang baik untuk saling menolong mereka dan membuat mereka lebih inters agar tidak terjadi
kesalahan
3.
Justice
Memberikan
penyaluran kebenaran terhadap manfaat dan pokok-pokok komunitas
4.
Fidelity
Merupakan
kesetiaan dimana termasuk masalah-masalah yang sebenarnya. Kepercayaan dan
pemeliharaan sumpah. Prinsip ini mendasari respek dalam hubungan dengan petugas
pasien
E.
Aspek
legal dokumentasi
Panduan
legal sebagai petunjuk cara mendokumentasikan dengan benar, sbb:
1.
Jangan
menghapus, menggunakan tip-ex atau mencoret tulisan yang salah ketika mencatat
karena akan tampak seakan-akan petugas mencoba menyembuyikan informasi atau
merusak catatan. Cara Yang paling benar adalah dengan membuat suatu garis pada
tulisan yang salah, tulisan kata “salah”
lalu diparaf, kemudian tulis catatan yang benar
2.
Jangan
menulis komentar yang bersifat mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang
lain, karena pertanayaan tersebut dapat dipergunakan sebagai bukti perilkau
tidak propesional atau askeb yang tidak bermutu
3.
Koreksi
semua kesalahan sesegera mungkin karena kesalahan menulis dapat diikuti dengan
kesalahan tindakan. Jadi jangan tergesa-gesa melengkapi
catatan, pastikan informasi akurat
4.
Catat
hanya fakta, catatan harus akurat dan dapat dipercaya. Pastikan apa yang
tertulis adalah fakta, jangan berspekulasi atau hanya menulis perkiraan saja
5.
Jangan
biarkan kosong pada catata petugas karena orang lain dapat menambahkan
informasi yang tidak benar pada bagian kosong tersebut. Buat
garis horizontal pada sepanjang bagian kosong dan paraf dibawahnya
6.
Semua catatan harus
dibaca dan ditulis dengan tinta karena tulisan yang terbaca bisa disalahartikan
sehingga menimbulkan kesalahan dan dapat dituntut dipengadilan
7.
Jika anda
mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang mengklarifikasi, karena
kita petugas melakukan tindakan yang diketahui tidak benar dapat dituntut
karena bertindak sebagai dokter
8.
Tulisan untuk diri
sendiri karena petugas bertanggung jawab atas informasi yang ditulis, jadi
jangan menulis untuk orang lain
9.
Hindari penggunaan
tulisan yang bersifat umum karena informasi yang spesifik tentang kondisi klien
atau kasus bisa secara tidak segaja terhapus jika informasi bersifat terlalu
umum. Oleh karena itu tulis lengkap, singkat dan padat.
Mulai dokumentasi
dengan waktu dan akhiri dengan tanda tangan dan title. Pastikan urutan kejadian
dicatat dengan benar dan tanda tangan menunjukkan orang yang bertanggung jawab
atas dokumentasi tersebut. Jangan tunggu sampai akhir giliran dinas untuk
mencatat perubahan penting yang terjadi pada beberapa jam yang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar