BAB III
DETEKSI DINI TERHADAP
/ KOMPLIKASI IBU DAN JANIN PADA KEHAMILAN MUDA DAN KEHAMILAN LANJUT
PENDAHULUAN
1. Deskripsi
singkat
Pokok bahasan ini membahas tentang deteksi dini
tanda-tanda bahaya kehamilan /
komplikasi dalam kehamilan meliputi :
Perdarahan pervaginam , sakit kepala hebat, penglihatan kabur,bengkak diwajah
dan tangan , keluar cairan pervaginam, gerakan janin tidak terasa, nyeri perut
hebat.
2. Manfaat
Dengan mengetahui tanda-tanda dini bahaya / komplikasi
ibu dan janin, bidan dapat mengajarkan kepada ibu hamil dan keluarganya tentang
tanda bahaya tersebut, menganjurkan segera petugas kesehatan klinik bila menemui
tanda-tanda bahaya tersebut dan dalam melaksanakan asuhan dapat
mengidentifikasinya untuk menegakkan diaknosa dan merencanakan asuhan.
3. TIK
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini diharapkan
mahasiswi dapat melaksanakan deteksi dini tanda-tanda bahaya / komplikasi dalam
kehamilan.
PENYAJIAN
Kehamilan merupakan hal yang fisiologi.Namun kehamilan
yang normal dapat berubah menjadi patologi.Salah satu asuhan yang dilakukan
oleh seorang bidan untuk menapis adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksian
dini adanya komplikasi/penyakit yang mungkin terjadi dalam masa kehamilan muda
meliputi perdarahan pervaginam, hypertensi gravidarum maupun nyeri perut bagian
bawah.
A. Tanda
dini bahaya / komplikasi ibu dan janin pada masa kehamilan muda
1. Perdarahan
pervaginam
Perdarahan
pervaginam pada kehamilan dapat terjadi pada kehamilan muda (Kehamilan kurang dari 22
minggu), dan kehamilan lanjut (kehamilan lebih dari 22 minggu). Perdarahan pada
kehamilan muda dapat disebabkan oleh abortus.KET, dan molahidatidosa,
perdarahan pada kehamilan lanjut dapat disebabkan oleh plasenta previa, solusio
plasenta, rupture uteri dan gangguan pembekuan darah.
a.Abortus
Pengertian
1) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh
akibat-akibat tertentu) sebelum kehamilan berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu hidup didunia luar kandungan ( Saifuddin,2000)
2) Abortus spontan adalah abortus terjadi secara alamiah
tanpa intervensi luar (buatan) untuk megakhoiri kehamilan tersebut .terminologi
umum untuk masalah ini adalah keguguran atau miscarriage.
3) Abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi
tertentu dengan tujuan untuk mengakhiri proses kehamilan.terminologi untuk
keadaan ini adalah keguguran,aborsi,atau abortus provakatus.
Jenis-jenis Abortus :
1) Abortus imminnens
Terjadi
perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu
kehamilan. Dalam kondisi seperti ini , kehamilan masih mungkin berlanjut atau
dipertahankan.Beberapa kepustakaan menyebutkan beberapa resiko untuk terjadinya
prematuritas atau gangguan pertumbuhan dalam rahim .perdarahan yang sedikit
pada hamil muda mungkin juga disebabkan oleh hal-hal lain misalnya placetal sign yaitu perdarahan dari pembuluh
darah sekitar plasenta.
Dasar diagnosis
a)
Anamnesis
(kram perut,perdarahan sedikit dari jalan lahir)
b)
Pemeriksaan
dalam (fluksus ada sedikit, ostium uteri tertutup, ukuran uterus sesuai dengan
usia kehamilan,Perdarahan bercak hingga sedang, uterus lunak)
c)
Pemeriksaan
penunjang (buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin,meragukan,buah
kehamilan tidak baik, janin mati.)
2) Abortus insipiens
Abortus
insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan
banyak,kadang-kadang keluar gumpalan darah disertai nyeri karena kontraksi
rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat
masuk dan ketuban dapat diraba.Kadang-kadang perdarahan dapat menyebabkan
kematian bagi ibu dan jaringan yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi
sehingga evakuasi harus segera dilakukan.
Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini
merupakan kontraindikasi. Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda
dimana hasil konsepsi masih berada dalam cavum uteri. Kondisi ini menunjukkan
proses abortus sedang berlangsung dan akan
berlanjut menjadi abortus inkomplit.
Dasar
diagnosis
a)
Anamnesis
(disertai nyeri/kontraksi rahim, kram
atau nyeri perut bawah)
b)
Pemeriksaan
dalam (perdarahan sedang hingga banyak,ostium uteri terbuka,ukuran uterus
sesuai dengan usia kehamilan,ketuban utuh atau menonjol,belum terjadi ekspulsi
hasil konsepsi)
3) Abortus inkomplit
Perdarahan
pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari cavum
uteri melalui canalis servikalis Perdarahan sedang hingga banyak, dan membahayakan
ibu.serviks terbuka karena masih ada benda didalam rahim yang dianggap sebagai
benda asing.oleh karena itu uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan
mengadakan kontraksi sehingga ibu merasakan nyeri namun tidaksehebat
insipiens.Pada beberapa kasus perdarahan tidak banyak .
Dasar
diagnosis
a)
Anannesis
(kram perut bagian bawah,perdarahan sedang hingga banyak dari jalan lahir)
b)
Pemeriksaan
dalam ( perdarahan sedang hingga banyak,serviks terbuka, teraba sisa jaringan
buah kehamilan,ekspulasi sebahagian hasil konsepsi,ukuran uterus sesuai dengan
usia kehamilan)
4) Abortus komplit
Perdarahan
pada kehamilan muda dimana seluruh hasil
konsepsi telah dikeluarkan dari cavum uteri lahir dengan lengkap, pada
keadaan ini kuretase tidak diperlukan .Perdarahan segera berkurang setelah isi
rahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya 10 hari perdarahan akan berhenti sama
sekali ,karena dalam masa ini luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah
selesai.Serviks dengan segera menutup kembali.kalau 10 hari setelah abortus masih ada
perdarahan,abortus inkomplit atau endometritis pasca abortus harus
diperkirakan.
Dasar
diagnosis
a)
Anamnesis
( nyeri perut bagian bawah sedikit/tidak ada, perdarahan dari jalan lahir)
b)
Pemeriksaan
dalam (perdarahan bercak, sedikit hingga sedang , serviks tertutup / terbuka ,
uterus lebih kecil dari usia gestasi, sedikit / tanpa nyeri perut bawah ,
riwayat ekspulsi hasil konsepsi.)
5) Abortus infeksiosa/febrialis
Abortus
yang disertai komplikasi infeksi .Adanya penyebaran kuman atau toksin kedalam
sirkulasi dan cavum peritonium dapat menimbulkan septikemia, sepsis atau
peritonitis
Dasar diagnosis
a)
Anamnesis
(demam,perdarahan dari jalan lahir berbau)
b)
Ostium
uteri umumnya terbuka dan teraba sisa jarigan
6) Missed abortion
Perdarahan
pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati
hingga 8 minggu atau lebih.sekitar kematian janin kadang-kadang ada perdarahan
pervaginam sedikit sehingga menimbulkan gambaran abortus imminens.selanjutnya
rahim tidak membesar bahkan mengecil karena absorbsi air ketuban dan maserasi
janin.abortus spontan biasanya berakhir selambat-lambatnya 6 minggu setelah
janin mati,kalau janin mati pada kehamilan yang masih muda sekali,janin akan
lebih cepat dikeluarkan,namun sebaliknya jika kematian janin terjadi pada
kehamilan yang lebih lanjut,maka retensi janin akan berlangsung lebih lama.
Dasar diagnosis
a)
Anamnesis
(perdarahan bisa ada / tidak,tanpa nyeri)
b)
Pemeriksaan
fisik (buah dada mengecil,hilangnya tanda kehamilan,tidak ada bunyi jantung
janin,BB menurun,TFU lebih kecil dari usia kehamilan)
c)
Pemeriksaan
penunjang (USG,tanpak janin tidak utuh,dan membentuk gambar kompleks)
7) Abortus tidak aman
Upaya
untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan tersebut tidak
mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat
membahayakan keselamatan jiwa pasien.
b.
KET
Kehamilan ektopik ialah kehamilan dimana setelah
fertilisasi, implantasi terjadi diluar endometrium kavum uteri .Hampir 90 %
kehamilan ektopik terjadi dituba uteri . Kehamilan ektopik dapat mengalami
abortus atau ruptura atau apabila masa kehamilan berkembang melebihi kapasitas
ruang implantasi (Misalnya:Tuba) dan peristiwa ini disebut sebagai kehamilan
ektopik terganggu. Perdarahan pada kehamilan muda disertai syok dan anemia yang
tidak sebanding dengan jumlah perdarahan yang keluar. Upaya diagnosis sangat
tergantung dari belum atau sudah tergantungnya kehamilan ektopik.
Dasar
diagnosis
1) Anamnesis (amenorhoe,
mual, pusing, nyeri perut lokal atau menyeluruh bisa sampai pingsan atau nyeri
bahu, perdarahan pervaginam, perut kembung (adanya cairan bebas intra abdomen)
2) Pemeriksaan fisik
(Tanda
syok hypovolemik(hypotensi, takikardi, pucat, anemis) nyeri abdomen (perut tegang, nyeri tekan dan nyeri
lepas abdomen)
3) Pemeriksaan genokologis (dengan pemeriksaan spekulum ada
fluksus, sedikit (+)
4) Pemeriksaan dalam
a)
Nyeri
goyang serviks
b)
Korpus
uteri sedikit membesardan lunak,nyeri pada perabaan
c)
Kanan
dan kiri uterus nyeri pada perabaan dan dapat terba massa tumor
d)
Kavum
doglas bisa menonjol karena berisi darah ,nyeri tekan positif.
5) Pemeriksaan penunjang
a)
Laboratorium
(Hb, Leukosit, Beta HCG)
b)
USG
(1) Tidak ada kantong kehamilan dalam kavum uteri
(2) Adanya kantong kehamilan diluar kavum uteri
(3) Adanaya massa kompleks di ruang panggul
c)
Kuldosintesis
(untuk mengetahui adanya darah dalam kavum douglas)
Diagnosis
laparaskopi
Diagnosis banding
1) Abortus imminens
2) Penyakit radang panggul ( akut atau kronik )
3) Torsi kista ovari
b.
Molahidatidosa
Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi
hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi dari vili
koriales disertai dengan degenerasi hidropik. Uterus melunak dan berkembang
lebih cepat dari usia gestasi yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum
uteri hanya terisi oleh jaringan
seperti rangkaian buah anggur korialis
yang seluruhnya atau sebagian berkembang tidak wajar berbentuk gelembung
seperti anggur.
Klasifikasi
1) Molahidatidosa komplit
2) Molahidatidosa persial
Faktor predisposisi
1) Umur sangat muda dan tua
2) Gizi kurang(kekurangan protein)
3) Etnis
4) Genetik
Dasar diagnosis
1) Anamnesis
(amenorhoe, hyperemesis gravidarum, perdarahan)
2) Pemeriksaan fisik ( uterus lebih besar dari usia
kehamilan
3) Resiko tinggi untuk terjadi keganasan (koriokarsinoma)
4) Pemeriksaan menunjang (kadar Beta HCG lebih tinggi)USG
didapatkan gambar gelembung vesikel
5) Diagnosis pasti (klinis terlihat adanya gelembung mola
yang keluar dari uterus,Pemeriksaan
patologi anatomi.
2. Hipertensi
gravidarum
a.Hipertensi
kronik
Hipertensi
yang menetap oleh sebab apapun, yang sudah ditemukan pada umur kehamilan kurang
dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6 minggu pasca salin
Dasar diagnosis
1) Anamnesa
a)
Nyeri
kepala
b)
Gangguan
penglihatan
2) Pemeriksaan fisik
Tekanan
diastole > 90 mmHg
3) Pemeriksaan penunjang
Protein
urine ( - )
b.
Superimposed preeklampsi
Adalah
hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan dan diperberat oleh kehamilan.
Dasar diagnosa
1) Anamnesa
a)
Nyeri
kepala
b)
Gangguan
penglihatan
2) Pemeriksaan fisik
Tekanan
diastolic 90-110 mmHg
3) Pemeriksaan penunjang
Protein
urine < + +
A. Tanda-tanda
bahaya pada kehamilan lanjut
Perdarahan antepartum/perdarahan pada kehamilan
lanjut adalah perdarahan pada trimester
dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan.
1.
Perdarahan pervaginam
a.Plasenta
Previa
Plasenta
previa ialah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum.Angka kejadian plasenta previa
adalah 0,4 – 0,6 % dari keseluruhan persalinan. Dengan penatalaksanaan dan perawatan yang baik
.mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup.
Gejala – gejala
1) Gejala perdarahan awal plasenta previa, pada umumnya
hanya berupa perdarahan bercak atau ringan dan umumnya berhenti secara
spontan.Gejala tersebut, kadang-kadang terjadi waktu bangun tidur. Tidak jarang
perdarahan pervaginam baru terjadi pada saat in partu, jumlah perdarahan yang
terjadi, sangat tergantung dari jenis plasenta previa.
2) Bagian terendah janin sangat tinggi karena plasenta
terletak pada bagian bawah rahim
sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas panggul
3) Pada palsenta previa,ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa lebih sering
disertai kelainan letak
4) Gejala yang terpenting adalah perdarahan. tanpa
nyeri,bisa terjadi secara tiba-tiba dan kapan saja.
Deteksi dini
1) Pengumpulan data (tanyakan pada ibu tentang karakteristik
perdarahannya,kapan mulai, seberapa banyak, warnanya, adakah gumpalan dll)
2) Pemeriksaan fisik
a)
Periksa
TD,suhu,nadi dan DJJ
b) Jangan melakukan pemeriksaan dalam dan pemasangan
tanpon,karena hanya akan menimbulkan perdarahan yang berbahaya karena akan
menambah kemungkinan infeksi
c)
Lakukan
pemeriksaan luar eksternal,rasakan apakah perut bagian bawah lembut pada
perabaan
d) Pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati-hati,dapat
menentukan sumber perdarahan berasal dari kanalis servikalis atau sumber lain
seperti parises yang pecah,dan kelainan serviks (polip, erosi Ca)
3) Pemeriksaan USG
a)
Diagnosis
plasenta previa dapat ditegakkan dengan pemeriksaan USG (95-98 %)
b) Dapat menentukan implantasi plesenta dan jarak tepi
plasenta terhadap ostium.
4) Pemeriksaan dalam di meja oprasi
a)
Jika
USG tidak tersedia dan usia kehamilan 37 minggu,diagnosis dapat ditegakkan
dengan melakukan pemriksaan dalam di meja oprasi dengan cara melakukan
pembedahan plasenta secara langsung mulai pembukaan serviks
b) Jika masih terdapat keraguan diagnosis,lakukan
pemeriksaan digital dan hati-hati.
b.
Solusio plasenta (abruptio placenta)
a)
Adalah
lepasnya plasenta sebelum waktunnya.Secara normal plasenta terlepas setelah
anak lahir.
b) Solusio plasenta ialah terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada uterus, sebelum janin dilahirkan.Defenisi ini
berlaku pada kehamilan dengan masa gestasi diatas 22 minggu atau berat janin
diatas 500 gram.Proses solusio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan
dalam desidua yang menyebabkan hematoma retroplasenter
Tanda dan gejala
1) Darah dari tempat pelepasan keluar dari serviks dan
terjadilah perdarahan keluar atau tampak
2) Kadang-kadang darah tidak keluar,terkumpul dibelakan
plasenta (Perdarahan tersembunyi/perdarahan kedalam)
3) Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi
menimbulkan tanda yang lebih khas (rahim keras seperti papan)karena seluruh
perdarahan tertahan di dalam. Umumnya berbahaya karena jumlah perdarahan yang
keluar tidak sesuai dengan beratnya syok
4) Perdarahan disertai nyeri,juga diluar his karena isi
rahim
5) Nyeri abdomen pada saat dipegang
6) Palpasi sulit dilakukan
7) Fundus uteri makin
lama makin naik
8) Bunyi jantung biasanya tidak ada
Deteksi dini
Pengumpulan
data
2) Tanyakan pada ibu tentang karakteristik perdarahannya, kapan
mulai, seberapa banyak, apa warnanya, adakah gumpalan dan lain-lain.
3) Tanyakan pada ibu apakah ia merasa nyeri/sakit ketika
mengalami perdarahan tersebut
Perdarahan keluar
|
Peradaran tersembunyi
|
1.
Keadaan umum penderita relatif lebih baik
2.
Plasenta terlepas sebagian atau inkomlit
3.
Jarang berhubungan dengan dengan hypertensi
|
1.
Keadaan penderita lebih jelek
2.
Plasenta terlepas luas, uterus keras/tegang
3. Sering berkaitan dengan hypertensi
|
c. Gangguan
pembekuan darah
Koagulopati dapat menjadi penyebab dan akibat perdarahan
yang hebat. Pada banyak kasus kehilangan darah yang akut, perkembangan dapat
dicegah jika volume darah dipulihkan segera dengan pemberian cairan infus (NaCl
atau ringer laktat).
Gambaran klinisnya bervariasi mulai dari perdarahan
hebat, dengan atau tanpa komplikasi trombosis, sampai keadaan klinis yang
stabil yang hanya terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium.
2.
Sakit kepala yang berat
a. Masalah
Wanita
hamil mengeluh nyeri kepala yang hebat. Sakit kepala sering kali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan
suatu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat. Kadang – kadang dengan sakit kepala yang hebat ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang
hebat dalam kehamilan adalah gejala preeklamsia.
b. Deteksi dini
Pengumpulan
data
Tanyakan
pada ibu apakah ia mengalami edema pada muka / tangan atau masalah visual
c. Pemeriksaan
1) Periksa TD, protein urine, refleks dan edema / bengkak
2) Periksa suhu, jika tinggi pikirkan untuk melakukan
pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya parasit malaria
3.
Penglihatan kabur
a.
Masalah
Wanita
hamil mengeluh penglihatan yang kabur. Karena pengaruh hormonal, ketajaman
penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah
normal.
b.
Tanda
dan gejala
1) Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang
mengancam adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan kabur dan
berbayang
2) Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala
yang hebat dan mungkin menandakan preeklamsia.
c.
Deteksi
dini
Pemeriksaan
tekanan darah, protein urrine, refleks dan edema
4.
Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
a.
Penjelasan
gejala dan tanda
Bengkak
bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak
hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal
ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung dan preeklamsia.
b.
Deteksi
dini
1) Pengumpulan data
Tanyakan
pada ibu apakah ia mengalami sakit kepala atau masalah visual
2) Pemeriksaan
a)
Periksa
adanya pembengkakan
b) Ukur TD dan protein urine ibu
c)
Periksa
haemoglobin ibu (atau warna konjungtriva) dan tanyakan tentang tanda dan gejala
lain dari anemia).
5.
Keluar cairan pervaginam
a.
Batasan
1)
Keluarnya
cairan berupa air-air dari vagina pada trimester 3
2)
Ketuban
dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung
3)
Pecahnya
selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37
minggu) maupun pada kehamilan aterm
4)
Normalnya
selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala
5)
Pada
proses persalinan bisa juga pecah saat mengedan
b.
Deteksi
dini
Strategi
pada perawatan antenatal
1)
Deteksi
faktor resiko
2)
Deteksi
infeksi secara dini
3)
USG
biometri dan funelisasi
Trimester
I deteksi faktor resiko, aktifitas seksual, pH vagina, USG, pemeriksaan gram,
darah rutin, urine
a)
Pengumpulan
data
(1) Dengan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang
keluar (jumlah, warna dan bau) dan membedakannya dengan urine
(2) Nilai apakah cairan keluar melalui ostium uteri atau
terkumpul di forniks posterior
(3) Tentukan ada tidaknya infeksi
b)
Konfirmasi
diagnosis
(1) Bau cairan yang khas
(2) Jika keluarnya cairan sedikit-sedikit, tampung cairan
yang keluar dan nilai 1 jam kemudian
6. Gerakan
janin tidak terasa
a.
Masalah
1)
Ibu
tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama
persalinan
2)
Normalnya
ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke-5 atau ke-6 beberapa ibu
dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal
3)
Jika
bayi tidur gerakannya akan melemah
4)
Gerakan
bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring untuk beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik
b.
Tanda
dan gejala
Gerakan bayi kurang dari 3 kali dalam periode 3 jam
c.
Deteksi
dini
1)
Pengumpulan
data
Jika bayi sebelumnyta bergerak dan sekarang TIDAK
bergerak, tanyakan pada ibu kapan terakhir bergerak
2)
Pemeriksaan
a)
Raba
gerakan bayi
b)
Dengarkan
DJJ
c)
Jika
pemeriksaan radiologi tersedia konfirmasi kematian janin setelah 5 hari
d)
USG
merupakan sarana diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin.
7. Nyeri
perut Hebat
a.
Masalah
1)
Wanita
mengeluh nyeri perut pada kehamilan muda (< 22 minggu), kehamilan lanjut (
> 22 minggu), atau pasca persalinan
2)
Nyeri
perut dapat merupakan gejala penyakit atau komplikasi yang fatal
3)
Nyeri
abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah
yang hebat, menetap dan tidak hilang seyelah beristirahat
4)
Hal
ini berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul,
persalinan preterm, gastritis, penyakit kantung empedu, uterus yang irritable,
abrupsio plasenta, ISK atau infeksi lain.
b.
Deteksi
dini
1)
Pengumpulan
data
a)
Tanyakan
pada ibu tentang karakteristik dan nyeri, kapan terjadi, seberapa hebat, kapan
mulai dirasakan
b)
Tanyakan
pada ibu apakah ia mempunyai tanda dan gejala lain seperti muntah, diare dan
demam
2)
Pemeriksaan
a)
Ukur
TD, suhu dan nadi
b)
Lakukan
pemeriksaan eksternal (luar), pemeriksaan internal (dalam), raba kelembutan
abdomen atau rebound tenderness (kelmbutan yang berulang)
c)
Periksa
protein urine
B. Deteksi
dini nyeri perut pada kehamilan muda
1. Kista
ovarium
a.
Dasar
diagnosis
Anamnesa
1) Nyeri perut
2) Perdarahan ringan
b.
Pemeriksaan
fisik
Teraba massa tumor
2. Apendisitis
a.
Dasar
diagnosis
Anamnesa
1) Nyeri perut bagian bawah
2) Demam
3) Nyeri lepas
4) Mual dan muntah
5) Anoreksi
b.
Pemeriksaan
fisik
1) Perut membengkak
2) Nyeri di atas McBurney
c.
Pemeriksaan
penunjang
Leukositosis
3. Sistitis
a.
Dasar
diagnosis
Anamnesa
1) Disuria
2) Sering berkemih
3) Nyeri perut
b.
Pemeriksaan
fisik
Nyeri retro / suprapubik
4. Pielonefritis
akut
Dasar diagnosis
Anamnesa
1)
Disuria
2)
Demam
tinggi / menggigil
3)
Sering
berkemih
4)
Nyeri
perut
5. Nyeri
perut pada kehamilan muda
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini
mungkin gejala pada kehamilan ektopik atau abortus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar