BAB II
ASUHAN KEHAMILAN
PENDAHULUAN
1. Manfaat
mata kuliah
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswi
untuk memberikan asuhan kehamilan kunjungan awal dan kunjungan ulang.
2. Deskripsi
singkat perkuliahan
Perkuliahan sesi ini membahas mengenai asuhan kehamilan
kunjungan awal dan kunjungan ulang
3. TIK
Dapat menjelaskan asuhan kehamilan kunjungan awal dan
kunjungan ulang
PENYAJIAN
A. Asuhan
kehamilan kunjungan awal
1. Tujuan
kunjungan
Prenatal Care atau
Antenatal Care adalah sama artinya,yaitu perawatan kehamilan.Prenatal dan
Antenatal berasal dari bahasa yunani : Pre = Sebelum,Ante = dimuka,sedangkan
natal dari kata natus yang berarti persalinan.Care = Perawatan ,
Prenatal care = Perawatan masa kehamilan
yaitu sebelum ibu bersalin.
Antenatal care adalah pengawasan
kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit
yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan
menetapkan resiko kehamilan (risiko tinggi, risiko meragukan, risiko rendah).( Chandrawinata 2009, hlm : 25)
Tujuan
Utama Asuhan Antenatal
a.
Tujuan Umum
Menyiapkan
seoptimal mungkin fisik dan mental untuk menyelamatkan ibu dan anak selama
dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang
sehat.
b.
Tujuan
khusus
1) Memfasilitasi hasil
yang sehat dan positif bagi ibu
maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan
ibu
2) Memantau kondisi kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
3) Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental, sosial, ibu dan bayi
4) Menganalisa secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk
riwayat penyakit secara umum yaitu pembedahan dan kebidanan
5) Mempersiapkan persalinan cukup
bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma
seminimal mungkin
6) Mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
7) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga
dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh dan berkembang secara normal
8) Memberikan nasehat dan petunjuk yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas dan aspek keluarga berencana.
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal
selama kehamilan . Sekarang secara umum
sudah diterima bahwa setiap kehamilan
membawa resiko bagi ibu. WHO
memperkirakan bahwa setiap 15 %
dari seluruh wanita yang
hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya.
Sebagaimana
ditunjukkan oleh berbagai penelitian di seluruh dunia, untuk bisa efektif dalam
meningkatkan keselamatan ibu dan BBL, maka asuhan antental harus difokuskan pada :
1) Terbukti
bermanfaat bagi keselamatan ibu dan BBL
2) Terbukti mengurangi
angka kesakitan dan kematian ibu dan BBL
Contoh
:
Studi yang
diadakan baru-baru ini di seluruh dunia
telah menunjukkan bahwa salah satu cara yang paling efektif untuk mengurangi angka kematian ibu dan BBL
ialah dengan menghadirkan penolong
persalinan yang sudah
terampil (bidan ) untuk setiap
persalinan . Oleh karena itu
salah satu aspek yang paling
penting dari asuhan antenatal adalah :
Membina hubungan saling percaya dengan ibu dan
keluarganya. Jika ibu mempercayai
bidan maka kemungkinan besar ia akan
kembali ke bidan yang sama untuk persalinan dan kelahiran bayinya.
Kehamilan bukan suatu penyakit ,melainkan sebuah proses
fisiologis yang membutuhkan kenaikan proses metabolisme dan nutrisi untuk
pertumbuhan janin. Sungguh amat ideal bila tiap wanita hamil mau memeriksakan
diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurannya satu bulan.Sebaiknya ibu hamil
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya
hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
Kategori diagnosis
kehamilan
1) Kehamilan
normal
a) Ibu
sehat
b) Tidak
ada riwayat obstetrik buruk
c) Ukuran uterus sama/sesuai ukuran kehamilan
d) Pemeriksaan
fisik dan laboratorium normal
2) Kehamilan
dengan masalah khusus
a) Masalah
keluarga atau masalah psikososial
b) Masalah
kekerasan dalam rumah tangga dan kebutuhan financial
3) Kehamilan
dengan kondisi kegawat daruratan yang membutuhkan rujukan segera.
a) Masalah
perdarahan
b) Eklamsia
c) KPD
d) Kondisi kegawat daruratan lain pada ibu dan janin.
Kebijakan
Program Dan Teknis Asuhan Antenatal (Saifuddin
A.B 2006, hlm : 90 )
Kebijakan
program
Kunjungan
antenatal sebaiknya di lakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu:
1) Satu
kali pada triwulan pertama.
2) Satu
kali pada triwulan kedua.
3) Dua
kali pada triwulan ketiga.
Pelayanan
/ asuhan standar minimal termasuk “ 7T”
1) Timbang
berat badan
2) Ukur
tekanan darah
3) Ukur
tinggi fundus uteri
4) Pemberian
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap
5) Pemberian
tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan
6) Tes
PMS terhadap penyakit selama kehamilan.
7) Temu
wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Pelayanan asuhan
antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga kesehatan profisional dan tidak dapat di berikan oleh
dukun bayi.
Pelayanan
/ asuhan standar 14 T
1) Timbang
berat badan (T1)
2) Ukur
tekanan darah (T2)
3) Ukur
tinggi fundus uteri (T3)
4) Pemberian
tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5) Pemberian
imunisasi TT (T5)
6) Pemeriksaan
Hb (T6)
7) Pemeriksaan
VDRL (T7)
8) Perawatan
payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
9) Pemeliharaan
tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
10) Temu
wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
11) Pemeriksaan
protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan
reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian
terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14) Pemberian
terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
Catatan
Apabila suatu
daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal
pelayanan ANC yaitu 7 T.
Kebijakan teknis
Setiap
kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu
sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilanya.
Penatalaksanaan
ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
1) Mengupayakan
kehamilan yang sehat
2) Melakukan
deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila
diperlukan
3) Persiapan
persalinan yang bersih dan aman
4) Perencanaan
antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
Kunjungan
pertama harus seawal mungkin meliputi:
1)
Anamnesis
2)
Pemeriksaan
fisik
3)
Pemeriksaan
panggul
4)
Pemeriksaan
laboratorium
5)
Pemeriksaan
tambahan lain untuk memperoleh data.(parameter)
6)
Tidak
kalah pentingnya adalah memberi support psikis agar seorang ibu hamil memiliki
emosi yang stabil.
2. Pengkajian
data kesehatan ibu hamil
a. Anamnesa
Setiap wanita dan
setiap kehamilan merupakan hal unik. Tidak ada dua kehamilan yang sama. Namun demikian sebagaimana yang
telah dipelajari bahwa setiap kehamilan berada dalam resiko komplikasi yang
membahayakan jiwa ibu. Maksud dari anamnese
adalah, mendeteksi komplikasi,
menyiapkan kelahiran. Dengan mempelajari,keadaan kehamilan ibu
sekarang,kehamilan dan kelahiran terdahulu,kesehatan umum,kondisi sosial
ekonomi.
Begitu informasi dikumpulkan bidan dapat
menentukan jika kehamilan NORMAL atau
jika ibu memerlukan ASUHAN KHUSUS
.Sebagai tambahan pada kunjungan antenatal I
bidan dapat menggunakan data untuk : menghitung usia kehamilan,
memperkirakan tanggal kelahiran.
Berdasarkan penafsiran dari bidan
membuat rencana khusus mengenai asuhan bagi ibu. Ketika melakukan anamnese perlu diingat pentingnya keterampilan
berkomunikasi yang baik. Kebanyakan ibu datang keklinik tidak secara sukarela
memberikan informasi kepada bidan. Kemungkinan
ibu mengatakan, kata ibu saya harus datang kepada ibu bidan karena sudah dua
bulan saya tidak haid. Tugas bidanlah
kemudian untuk bertanya dan mengetahui kehamilan ibu secara rinci.
Cara seorang bidan melakukan komunikasi
dengan ibu menentukan informasi apa dan berapa banyak yang dapat diperoleh dari
ibu tersebut. Kalau bidan melakukan pendekatan dengan penuh rasa persahabatan
dan penghargaan terhadap ibu, besar kemungkinan ibu akan bersikap jujur dan mau
menginformasikan kepada bidan keadaan kehamilannya secara rinci. Bidan sangat
perlu menjalin hubungan yang baik dengan klien sehingga klien akan menyebutkan
hal-hal yang mungkin penting bagi perawatan ibu dan jika bidan mengembangkan
hubungan saling percaya dengan ibu besar kemungkinan ibu akan kembali pada
bidan waktu melahirkan yang merupakan bukti efektifitas dalam menurunkan AKI
dan AKB.
Asuhan
kebidanan antenatal meliputi beberapa langkah, yaitu pengkajian, diagnosis, identifikasi tindakan segera,
rencana/intervensi, implementasi, dan evaluasi.
1) Anamnesis meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, kebangsaan/suku,
tingkat pendidikan, agama, harapan terhadap kehamilan, tingkat kehidupan
ekonomi, kebiasaan yang diyakini tentang kehamilan atau pandangan tentang
kehamilan, pandangan tentang sistem pelayanan kesehatan, perkawinan, dan usia
menikah.
2) Pengkajian
data riwayat kesehatan ibu hamil
Dalam merencanakan urutan-urutan
informasi yang akan diperoleh selama suatu kunjungan, sering kali adalah baik
sekali untuk memulai dengan riwayat kehamilan sekarang. Inilah yang membuat
sebagian besar wanita tertarik dan mengharapkan untuk dibicarakan. Menanyakan
kerisauan awal wanita tersebut memudahkan anda memperoleh semua informasi lain
kemudian. Tekanan juga harus diletakkan pada usaha memperoleh informasi tentang
tanggal haid berikutnya, kalkulasi tanggal kelahiran, kalkulasi usia kehamilan
sekarang, serta kalkulasi gravida dan status paranya. Gravida
/ para. Gravida merujuk
pada berapa kali seorang wanita telah
hamil. Ini terlepas dari saat mana saat kehamilan tersebut di akhiri. Juga
terlepas dari seberapa banyak bayi yang dilahirkan dari kehamilan tersebut yang
berlaku adalah kehamilan tersebut, bukan
jumlah bayi. Seseorang wanita yang telah memiliki satu kehamilan dan melahirkan
kembar tiga masih merupakan gravida 1 hingga ia hamil kem bali, pada waktu mana
ia akan menjadi gravida dua seorang wanita yang hamil perta ma kali hamil
disebut primigravida. seorang wanita
yang hamil untuk kedua kali disebut secundegravida.
Setelah itu, jika hamil lagi, ia akan disebut multigravida. Seorang wanita yang tidak pernah hamil disebut nulligravida. Para meruj uk
pada jumlah kehamilan yang berakhir
dengan kelahiran janin yang mencapai titik kemampuan hidup. Titik ini masih
dianggap usia kehamilan 28 minggu atau 1000 gram. Meski bayi yang beratnya
kurang dari ini sekarang dapat hidup dengan bantuan perawatan ahli dan
teknologi neonatal. Suatu pertambahan
dalam paritas wanita hanya dicapai jika kehamilan tersebut menghasikan janin
yang telah mencapai titik kemampuan hidup. Sebagai contoh, seorang wanita yang
telah hamil dua kali dan telah mengalami dua kali aborsi. Trimester pertama
merupakan seorang gravida dua, para. Ingatlah bukan jumlah janin yang telah
mencapai titik kemampuan hidup, tetapi jumlah kehamilan yang berlangsung hingga
janin mencapai titik kemampuan hidup yang menentukan keseimbangan. Jadi wanita
yang telah memiliki satu yang menghasilkan kembar tiga dengan berat 4 pond ,
merupakan gravida 1. para 1. Para tidak mempengaruhi apakah janin lahir hidup
atau lahir mati. Wanita yang telah hamil dua kali dengan salah satu kehamilan
tersebut berakhir dengan lahir mati cukup bulan, dan kehamilan lain terakhir
dengan lahir hidup cukup bulan akan menjadi gravida 2, para 2.Seorang primipara
adalah seorang wanita yang telah mengalami satu kehamilan dimana janin mencapai
titik kemampuan hidup. Wanita multipara adalah yang telah mengalami dua atau
lebih kehamilan dimana janin mencapai titik kemampuan hidup. Adalah
mungkin bagi seorang multigravida untuk
tidak menjadi multipara karena dalam sistem ini jumlah para dapat kurang,
tetapi tidak dapat lebih, dari jumlah gravida. Seorang wanita belum mengalami
kehamilan hingga titik kemampuan hidup disebut nullipara. Para tidak memberikan
informasi tentang kehamilan yang dialami seorang wanita kaena alasan ini,
sistem gravida/para dua-digit digunakan sebagai ganti para. Ini membingunkan
karena sistem ini menghitung setiap bayi yang lahir dan bukannya menghitung
jumlah kehamilan yang berlangsung hingga titik kemampuan hidup, yang merupakan
basis untuk menentukan para. Digit menunjukkan mengikuti urut-urutan yang pasti
:
a)
Digit
pertama adalah jumlah bayi cukup bulan yang dilahirkan wanita. Termasuk dalam
system merujuk pada bayi yang berusia 30 minggu atau 2500 gram atau lebih.
b)
Digit
kedua adalah jumlah bayi prematur yang dilahirkan wanita. Prematur dalam sistem
ini merujuk pada bayi yang dilahirkan antara 28 minggu dan 36 minggu atau
dengan BB antara 1000 dan 2499 gram.
c)
Digit
ketiga adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan aborsi (baik aborsi spontan
atau aborsi buatan). Aborsi merujuk pada bayi yang dilahirkan sebelum 28 minggu
usia kehamilan dengan BB antara kurang dari 1000 gram. Meski kini terdapat
klasifikasi immatur bagi bayi yang dilahirkan antara 20 dan 28 minggu atau BB
antara 500 dan 999 gram, untuk tujuan sistem ringkasan riwayat obstetrik wanita
ini dihitung sebagai aborsi.
d)
Digit
keempat adalah jumlah anak yang sekarang
ini hidup.
e)
Berikut
ini adalah contoh penggunaan system empat atau lima –digit :
(1) Contoh 1 seorang gravida 2 melahirkan bayi cukup bulan
dalam setiap kehamilan, kedua sekarang
ini hidup, ia adalah seorang G II P I A O
(2) Contoh 2 seorang gravida 2 melahirkan bayi cukup bulan
yang meninggal pada usia 6 bulan dan mengalami aborsi selama kehamilan kedua.
Ia adalah seorang GII PI AO
(3) Contoh 3 seorang gravida 1 melahirkan kembar prematur, salah
satunya meninggal ia adalah seorang GI PO AO
Dalam contoh
diatas, jika wanita tersebut hamil pada waktu merumuskan riwayat obstetriknya,
maka jumlah gravidanya akan bertambah satu sesuai dengan kehamilannya sesaat
ini. Ketika mengumpulkan riwayat obstetriknya selama pemeriksaan antepartum awal, jika wanita
tersebut hamil untuk pertama kali, maka cukup tuliskan primigravida ruang yang
disediakan untuk riwayat ini adalah bagan.
Periode haid
terakhir, karena tanggal pada hari pertama periode haid normal yang terakhir
digunakan sebagai dasar untuk menentukan usia kehamilan dan estimasi tanggal
kelahiran, adalah penting untuk memperoleh tanggal seakurat mungkin untuk
peristiwa melahirkan. Sayangnya, banyak wanita tidak mencatat periode
haidnya. Meskipun demikian, mereka
mempunyai gagasan umum yang sangat baik untuk keteraturan periode haid mereka
dan kapan hal tersebut terjadi. Suatu pekerjaan pelacakan sering diperlukan.
Keberhasilan dari tugas pelacakan anda akan sangat tergantung pada pernyataan- pernyataan yang
anda ajukan.
Hal pertama untuk
menentukan tentang tanggal yang diberikan seseorang wanita untuk periode haid
terakhir adalah apakah ini merupakan periode normal baginya. Untuk melakukan
hal ini, hubungan deskripsinya tentang periode haid terakhir dengan periode
haid teratur, yang diperoleh sementara mengumpulkan riwayat haidnya. Sebagai
contoh jika, ia berkata bahwa periode haid terakhir sedikit dan berlangsung 1
atau 2 hari dan periode haid umumnya agak hebat selama dua hari pertama dan
berkurang menjadi sedikit sekitar hari keempat atau kelima, maka anda
mengetahui bahwa periode haid terakhir tidak normal baginya, maka ini merupakan
periode yang anda hitung sebagai periode haid terakhir yang normal. Adalah hal
yang lumrah bagi seorang wanita untuk mengalami perdarahan bercak pada waktu
implantasi blastosit sebagai akibat aktifitas invasivev dari korionik villi
dari uterus. Karena implantasi pada wanita dengan suatu silklus haid 28 hari
yang dekat dengan waktu ia mengharapkan suatu periode haid (ovulasi pada hari ke 14 sebelum periode haid berikut)
3 hingga 4 hari bagi ovum yang dibuahi untuk bergerak melewati tuba fallopi ke
uterus (hari ke 17 atau 18) 3 tiga hari
dalam rongga uterus sebelum implantasi hari ( 20 puluh atau 21 ) dan kemudian
beberapa hari untuk implantasi. Seorang wanita sering menginterpretasi
perdarahan bercak dari implantasi ini sebagai suatu periode haid meski pun ini
jelas berbeda dalam periode haidnya yang biasa.
Jika anda tidak
memeriksa normalitas dari periode haid
terakhirnya, anda dapat membuat kekeliruan dalam menentukan tanggal
kehamilan dengan satu bulan. Ini dapat menyebabkan kerisauan tidak perlu bila
temuan-temuan klinis dan usia kehamilan tidak berkolerasi sepanjang kehamilan.
Ingat, periode haid terakhir merujuk pada normal yang terakhir.
Kadangkala anda
akan menemukan seorang wanita yang mengaku tidak tahu apa-apa tentang tanggal
periode haid terakhirnya. Untuk memperoleh suatu pengetahuan tentang kapan hal
ini terjadi, maka adalah bermanfaat untuk menggunakan hari libur nasional atau tanggal lain yang mungkin bermakna
baginya. Wanita demikian sering kali akan mengingat jika ia mengalami periode
haid sekitar tahun baru, tanggal lahirnya, permulaan atau akhir tahun ajaran
dan seterusnya.
Kadang kala wanita
tidak mengingat riwayatnya, dan keakuratan dalam menentukan periode haid
terakhir menjadi tidak mungkin. Jika demikian maka ini harus dicatat dalam
bagan. Jika periode haid terakhir tidak diketahui maka suatu tanggal estimasi
kelahiran akan diidarkan pada banyaknya parameter. Estimasi tanggal kelahiran.
Tanggal estimasi akhir kehamilan melalui kelahiran bayi cukup bulan disebut
estimasi tanggal kelahiran.(Riwayat
Kehamilan Sekarang,HPHT dan apakah
normal,Gerakan Janin,Tanda – tanda
bahaya atau penyulit,Keluhan umum,Obat
yang dikonsumsi termasuk jamu ,Kekhawatiran –
kakhawatiran khusus)
3)
Keadaan
kehamilan, persalinan, dan nifas lalu dengan mempelajari,Keadaan kehamilan ibu
sekarang,Kehamilan dan kelahiran terdahulu,anak hidup atau mati/ berapa
BBnya,siapa yang menolong adakah penyakit selama kehamilan ,lahir cukup bulan /
dan sebagainya. Riwayat kebidanan terdahulu membantu bidan untuk menangani
perawatan kehamilan (konseling khusus, tes, tindak lanjut dan rencana
persalinan)
4)
Riwayat
penyakit dulu, terutama diabetes
,hipertensi,penyakit jantung,penyakit ginjal,riwayat operasi (
abdominal,panggul) dsb.Problem-problem yang timbul dalam kehamilan ini, seperti
rasa sakit, perdarahan ,mual,/ muntah yang berlebihan,dan sebagainya.Kondisi
sosial ekonomi.
5)
Anamnesis penyakit dalam keluarga meliputi penyakit dalam keluarga
yang dapat mempengaruhi kehamilan, baik langsung maupun tidak. Sebagai contoh,
penyakit menular (mis., tuberkulosis), epilepsi, lepra, malaria, penyakit
kelamin, diabetes melitus, penyakit jantung, hipertensi, dan kelainan darah.
6)
Anamnesis kebidanan meliputi data
tentang haid
(menarche, siklus, dan HPMT); kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya;
riwayat ginekologi; serta riwayat kehamilan sekarang.
7)
Riwayat Psikososial
Keadaan psikososial. Kaji keadaan psikis klien saat ini,
hubungan klien dengan keluarga dan tetangga, bagaimana kehamilannya saat ini
diharapkan atau tidak. Jika kehamilan diharapkan, jenis kelamin yang diinginkan
laki-Iaki atau perempuan. Hal yang perlu ditanyakan berkaitan dengan kebudayaan
adalah kebiasaan ibu minum jamu selama hamil, pantangan makanan bagi ibu, dan
adat budaya yang mengikat. Selama hamil, apakah diadakan selamatan. Perlu juga
diketahui susunan keluarga yang tinggal serumah dan rencana tempat, serta
penolong kelahiran. Selain itu, perlu juga diketahui kebiasaan keluarga yang
menunjang, kebiasaan keluarga yang menghambat, dan kebiasaan pijat ke dukun.
8)
Riwayat
Sosial Ekonomi
Status
perkawinan ,Respon ibu dan
keluarga terhadap kehamilan ibu,Riwayat KB,Dukungan
keluarga,Pengambilan keputusan dalam keluarga,Gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan, vitamin
A,Kebasaan hidup sehat, merokok, minum–minuman keras, mengkonsumsi obat,Beban
kerja dan kegiatan sehari – hari,Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan
untuk membantu persalinan. Riwayat
sosial ekonomi ibu dapat membantu bidan untuk mengetahui sistem pendukung
terhadap ibu dan pengambil keputusan dalam keluarga sehingga dapat membantu ibu
merencanakan persalinannya dengan baik.
9)
Pola kebutuhan sehari-hari / kebutuhan dasar
a)
Pola nutrisi juga perlu dikaji. Hal yang perlu
dikaji adalah nafsu makan, porsi makan dalam sehari, jumlah minum, dan pola
makan selama hamil. Hal ini perlu ditanyakan karena makanan dan minuman
merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin
serta mempertahankan kondisi klien. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang
bermutu dan cukup mengandung gizi sangat diperlukan
b)
Pola eliminasi. Kaji keluhan berkemih atau
defekasi ibu selama hamil dan sebelum hamil. Perlu juga diketahui frekuensinya
dalam sehari
c)
Higiene personal. Kaji cara ibu menjaga kebersihan
tubuh dalam keseharian, misalnya kebiasaan mandi, berganti pakaian, menggosok
gigi, dan mencuci rambut
d)
Pola aktivitas, data yang perlu dikaji adalah
frekuensi hubungan seksual sebelum hamil dan selama hamil. Perlu juga diketahui
keluhan dalam melakukan hubungan seksual. Selain itu, jenis pekerjaan
sehari-hari yang dilakukan
e)
Pola kebutuhan istrahat tidur
b.
Pemeriksaan Fisik ( Head to to )
Pemeriksaan
fisik lengkap dilakukan selama pemeriksaan antepartum awal untuk memastikan apakah wanita tersebut
memiliki abnormalitas medis atau
penyakit.Pemeriksaan
fisik meliputi:(pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan)
1) Pengukuran tinggi badan yang
dilakukan pada ibu yang pendek (45 cm) karena terdapat risiko tinggi
2) Pengukuran berat badan dilakukan
setiap ibu memeriksakan kehamilannya. Pertambahan
berat badan pada ibu hamil berasal dari plasenta
dan janin, uterus dan payudara yang membesar, serta volume darah yang bertambah
3) Pemeriksaan lain meliputi
pemeriksaan jantung dan paru oleh dokter serta pemeriksaan tekanan darah untuk
mengetahui apakah ada gejala keracunan kehamilan.(TTV) dan LILA
4) Pemeriksaan edema dapat dilakukan
pada wajah, kelopak mata, perut, dan kaki. Pemeriksaan melalui inspeksi dengan
urutan:
a) Wajah (misalnya, kloasma gravidarum
dan kesembapan/ edema)
b) Mata (misalnya, warna sklera dan
konjungtiva)
c) Mulut (misalnya, kebersihan mulut,
lidah, gigi, karies gigi, bibir pucat/tidak, dan gigi palsu)
d) Rambut (misalnya, kebersihan, warna,
dan kesuburan)
e) Telinga (misalnya, kebersihan dan
kelainan)
f) Leher (misalnya, pembesaran kelenjar
tiroid dan pembesaran vena jugularis)
g) Tangan dan kaki (edema jari
tangan,kuku jari pucat,parices dan reflex patella)
h) Payudara (misalnya, kebersihan,
hiperpigmentasi pada areola, puting susu menonjol, vena membayang, bekas
operasi, dan kelenjar montgomery menonjol)
i)
Perut (misalnya, pembesaran perut, adanya linea, stria,
gerakan janin, dan bekas luka operasi,luka memar,menentukan letak,presentasi,perkiraan
berat janin)
j)
Vulva (misalnya, warna, varises, perineum, fluor albus,
prolaps dinding vagina, kondiloma, dan kelenjar bartolin)
k) Genetalia luar
(varices,perdarahan,luka,cairan yang keluar dari kel uretra dan skene.kelenjar
bartholin (bengkak atau ada massa dan cairan yang keluar)
l)
Genetalia dalam (Serviks
meliputi :cairan yang keluar,kekenyalan,posisi,ada pembukaan atau tidak,Uterus ukuran
,bentuk,posisi,mobiditas,kekenyalan dan massa)
m) Anus (misalnya, hemoroid)
n) Pemeriksaan
dengan palpasi (terutama abdomen) dilakukan untuk menentukan:
(1) Bagian janin yang baru dapat diraba
pada kehamilan 20 minggu. Bagian yang mudah
diraba adalah kepala, bokong, punggung, dan bagian kecil janin.
(2) Letak janin dalam uterus
(3) Masuknya bagian terendah.Dan umur
kehamilan
Palpasi
abdomen menggunakan cara Leopold dibagi dalam empat tahap. Sebagai pedoman
untuk mengukur tinggi fundus uteri, digunakan tiga bagian tubuh, yaitu prosesus
xifoideus, simfisis, dan pusat.
Menggunakan
perasat Leopold yaitu :
|
Leopold I
Pemeriksa
menghadap kearah muka ibu hamil
Menentukan tinggi fundus uteri,umur kehamilan dan bagian janin dalam uterus.
Hasil
pemeriksaan :
ü Teraba bagian janin yang amat bulat, keras dan dapat
melenting diantara ibu jari dan jari tangan memberi indikasi kepala janin yang
dapat digerakkan karena kepala terpisah dengan leher dan posisi janin
memanjang.
ü Teraba bagian janin yang tidak teratur, lebih besar dan
lebih lunak dibanding kepala, tidak bergerak bebas menandakan bokong
|
Leopold II :
Menentukan batas samping
uterus samping kiri dan kanan.
Menentukan
letak punggung janin
Pada letak lintang tentukan letak kepala janin
Hasil
pemeriksaan :
ü Teraba
padat, melengkung dan memanjang pada perut ibu menunjukkan situs janin
memanjang dengan posisi punggung
ü Teraba
bagian kecil, menonjol teraba massa
tidak teratur yang dapat bergerak menandakan bagian – bagian kecil janin
yaitu tangan, kaki, siku dan berlawanan
dengan punggung.
|
Leopold III :
Menentukan bagian terbawah janin
Apakah bagian terbawah janin sudah masuk
PAP
Hasil
pemeriksaan :
ü Hasil
pemeriksaan pada Leopold I dibandingkan dengan hasil pemeriksaan pada Leopold
III untuk memastikan situs dan presentasi janin.
ü Jika
bagian terendah janin adalah kepala maka akan sulit digerakkan terutama jika
kepala termasuk PAP atau belum melalui PAP, maka akan mudah digerakkan dan
teraba lentingan (ballotemen)
|
Leopold IV :
Pemeriksaan
menghadap kekaki ibu untuk mengetahui
seberapa jauh bagian terendah masuk pada PAP.
Hasil
pemeriksaan :
ü Convergen
bila kedua ujung jari tangan dapat bersentuhan pada garis tengah perut
(midline) yang menandakan bahwa bagian terendah belum memasuki pada PAP atau
masih berada diatas simfisis pibis (floating).
ü Divergen
bila kedua ujung jari berjauhan yang menandakan bahwa bagian terendah sudah PAP
sulit untuk digerakkan.
Setiap pemeriksaan ini memberikan data informatif yang bermanfaat dalam
dianosis kehamilan, dalam menilai, kesejahteraan janin, dan indikasi terhadap
kemungkinan masalah. Adapun luka atau memar pada perut harus dicatat dan alasan
mengapa hal tersebut ada hal tersebut disana harus diperiksa. Luka dari bedah
sesar terdahulu sangat penting. Adalah bermanfaat untuk mengetahui jika wanita
tersebut telah mengalami apendiktomi sehingga apendisitis dapat ditiadakan jika
ada nyeri perut pada sisi kanan selama kehamilan. Bidan harus mencatat pada
bagan wanita tersebut dan mendiskusikan asal mula memar tersebut dengannya,
dengan memberikan perhatian khusus pada kemungkinan adanya penganiayaan.
Pentingnya
menentukan letak, presentasi, posisi dan jenis kelamin janin berbeda dengan
lama kehamilan. Sebelum minggu ke 20 hampir tidak mungkin untuk memastikan
informasi ini karena kombinasi-kombinasi faktor ukuran janin yang kecil,
tebalnya uterus, dan perbandingan cairan ketuban yang masih tinggi dengan bayi
dalam selaput ketuban. Bayi akan terus bergerak dan berbalik dalam selaput
ketuban hingga bagian tubuh bayi lebih besar dari jumlah air ketuban dan tidak
ada lagi ruang bagi janin untuk berbalik dengan mudah. Oleh karena itu,
informasi, tentang posisi janin dalam uterus memiliki sedikit arti untuk
penatalaksaan persalinan dan kelahiran hingga usia kehamilan 36 minggu. Pada
waktu itu sebagian besar bayi telah pasti dalam letak dan presentasi mereka
selama periode intrapartu. Meskipun demikian, ini tidak mutlak karena beberapa
bayi berbalik lagi. Mal presentasi sebelum usia kehamilan 36 minggu tidak perlu
dirisaukan karena bayi akan berbalik. Meskipun demikian, mal presentase setelah
waktu itu dapat menyebabkan kerisauan dan kemungkinan intervensi. Dalam merencanakan penatalaksanaan dalam periode
intrapartum, bidan harus menentukan secara hati-hati pada permulaan persalinan
jika timbul masalah. Data tentang
letak, presentasi, posisi dan jenis kelamin janin, diperoleh dengan pemeriksaan
perut.
Tinggi fundus
sangat bermanfaat bila diukur dengan cara yang sama oleh pemeriksa yang sama
selama kehamilan. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang pertumbuhan
progresif janin dan berfungsi sebagai alat pemantauan untuk mendeteksi
masalah-masalah yang berkaitan dengan tinggi fundus yang terlalu besar atau
terlalu kecil bagi usia kehamilan yang diduga. Tinggi fundus yang tidak
bertambah tetapi tetap sama selama suatu periode yang membosankan tanda-tanda
gejala retardasi pertumbuhan janin intrauterine atau kematian janin harus
dicari dan kemungkinan-kemungkinan ini harus ditiadakan.
Terdapat 4 cara
untuk mengukur tinggi fundus. Menentukan estimasi tinggi fundus memerlukan
praktek yang terampil dari pemeriksaan agar dapat mengembangkan keakuratan yang
cukup untuk menentukan estimasi tinggi fundus. ETF penting dalam periode
intrapartun, ketika karakteristik ini dibandingkan dengan evaluasi klinik pada
panggul untuk memastikan bahwa panggul ibu memadai bagi ukuran bayi yang akan
dilahirkan.
Sulit untuk belajar
mengevaluasi ETF secara akurat, karena tidak ada alat pengukur yang tepat untuk
mengecek akurasi dari estimasi anda selama periode antepartum. Bahkan akurasi dari petugas klinis yang berpengamalan
juga sangat berpariasi. Literatur melukiskan ketidak akuratan ETF yang
dilakukan oleh petugas klinik, terutama bagi bayi yang lebih kecil dan lebih
besar, untuk bayi-bayi ukuran rata-rata adalah penting untuk meraba janin
sebanyak mungkin, untuk memastikan secara akurat proporsi janin yang anda
rasakan, dan membayangkan yang sisa-sisa secara mental. Berikut ini adalah
beberapa saran untuk mempelajari bagaimana menerjemahkan apa yang anda rasakan
ke dalam estimasi berat dari :
ü Palpasi wanita sebanyak mungkin yang berada diunit
persalinan dan kelahiran.
ü Bandingkan ETF anda dengan berat aktual dari bayi pada
waktu lahir.
ü Tanggalkan pakaian, periksa posisi janin dan palpasi bayi
sebanyak mungkin dalam ruang perawatan bayi baru lahir (mintalah ijin ibu lebih
dahulu) bandingkan estimasi berat bayi dengan berat aktual bayi
ü Pandang dan teliti ukuran bayi prematur dalam kaitannya
dengan berat badannya
ü Pandang dan teliti ukurannya dan bobot semestinya dari
contoh janin pada perbagai usia kehamilan
Satu-satunya informasi tambahan yang harus diperoleh dari
pemeriksaan fisik untuk pemeriksaan antepartum awal adalah berat pra-hamil ibu
dan tinggi pada waktu pemeriksaan
c.
Pemeriksaan
Panggul
Pemeriksaan
panggul lengkap dilakukan selama pemeriksaan anterpartum awal. Ini mencakup
tidak hanya pemeriksaan speculum, bimanual, dan rektovaginal, tetapi juga
evaluasi tulang panggul melalui pelvimetri klinis.
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida,
karena panggulnya belum pernah diuji dalam persalinan, sebaliknya pada
multigravida anamnese mengenai persalinan yang gampang dapat memberikan
keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul. Seorang multipara yang sudah
beberapa kali melahirkan anak yang aterm dengan spontan dengan mudah, dapat
dianggap mempunyai panggul yang cukup luas. Walau pun begitu jalan lahir
seorang multipara yang dulunya tak menimbulkan kesukaran kadang-kadang dapat
menjadi sempit, misanya kalau timbul tumor
(exostose,osteoma,osteofibrinoma dll) dari tulang panggul atau tomor
dari bagian lunak jalan lahir, atau pun ukurang janin lebih besar dari ukuran
panggul.
Ukuran
panggul luar
Ukuran luar masih dapat dipergunakan dimana
pelvimetri rontgen sulit dilakukan.
Dengan cara ini masih dapat
ditentukan secara garis besar jenis,
bentuk, dan ukuran panggul
apabila dikombinasikan dengan
pemeriksaan dalam. Alat yang dipakai antara lain : jangka panggul Martin,
Oseander, Collin, Boudelogue, dan sebagainya .
Yang
diukur adalah:
1) Distansia spinarum , yaitu jarak dari spina iliaca
anterior superior kiri dan kanan (24-26 cm)
2) Distansia kristarum
, jarak terpanjang antara crista ilica kiri dan kanan (28-30 cm)
3)
Konjugata
eksterna (Baudelque) , jarak antara bagian
atas simfisis ke prosessus spinosum
lumbal 5 (18-20 cm )
4)
Distantia
oblikue eksterna (ukuran miring luar) , jarak antara spina iliaca posterior sinistra dan spina
iliaca anterior dekstra dan spina iliaca
posterior dekstra ke spina
iliaca anterior superior sinistra.
Kedua ukuran ini bersilang. Jika
panggul norma. Maka kedua ukuran
panggul ini tidak banyak berbeda. Tetapi jika panggul
asimetrik maka kedua ukuran panggul akan
jelas perbedaannnya
5)
Ukuran
lingkar panggul , dari pinggir atas simfisis ke pertengahan spina iliaca
anterior superior dan trokhanter mayor
sepihak dan kembali melalui tempat yang sama.
Panggul
dalam
1)
Conjungata diagonalis
2)
Promontorium,línea
innominata
3)
Spina
isciadika,kelengkungan sakrum ,dinding
samping pelvis
4)
Arkus
pubis,movilitas tulang coccygeus
Anda mungkin kadang
kala melihat seorang wanita yang menolak menjalani pemeriksaan panggul. Wanita
demikian biasanya remaja muda yang merupakan primigravida dengan pengalaman
seksual minimal, wanita yang mengalami pengalaman traumatik pada waktu pemeriksaan
panggul dimasa lampau, wanita yang telah diperkosa atau memiliki riwayat
pelecehan seksual, atau wanita yang merupakan korban pelecehan seksual sekarang
ini. Para wanita ini merasa sangat
takut akan merasa sakit secara mental dan fisik jika suatu pemeriksaan
dilaksanakan kepada mereka. Masalah ini jarang ditemui pada wanita yang
setidak-tidaknya telah megalami suatu kelahiran pervaginam.
d. Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan
laboratorium
Pemeriksaan
haemoglobin,Pemeriksaan protein urine,Pemeriksaan glukose urine, tes VDRL,Golongan
darah,Rubella,HIV dan Kotoran untuk parasit. Banyak tempat di Indonesia wanita hamil
diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein dan glukosanya, diperiksa
darahnya untuk mengetahui faktor khusus, golongan darah, HB dan rubellanya.
Jenis tes dalam daftar berikut adalah jenis tes yang sering dilakukan pada ibu
hamil untuk menilai ada tidaknya masalah pada ibu hamil. Dan jika ditangani dengan baik maka akan mencegah
kematian dan kesakitan pada ibu dan anak
3.
Pengkajian
fetal
a.Gerakan janin
Akan
sangat bermanfaat apabila seluruh wanita mengetahui bahwa janin akan
mengembangkan pola perilakunya sendiri. Jika seorang wanita mengetahui adanya
penurunan atau penghentian gerakan janin, wanita tersebut melaporkan gerakan
janin normal secara spesifik belum ada. Namun ada sejumlah pedoman dan waktu
yang berbeda dalam menghitung gerakan janin. Setiap dokter harus memilih dan
menggunakan salah satu metode secara konsisten.
Laporan yang menyatakan
tidak terjadi gerakan
Riwayat
aktifitas janin terdahulu
Makan : istrahat selama 1 jam
Gerakan + < 3 x Gerakan
Anjurkan
meng,g,janin NST
Reaktif Non reaktif
Anjurkan,menghitung,g.janin Konsultasi dokter dan evaluasi,
Tidak diperlukan rangkaian Pemeriksaan NST AFV,BPP,informasi klinis lainya
Gambar
paradigma pengkajian gerakan janin sebagai respon terhadap laporan wanita
tentang penurunan atau penghentian gerakan janin
Metode
sederhana FMC
1) Letakan
10 uang logam dalam mangkok
2) Keluarkan
dan letakkan diatas meja
3) Masukkan
kembali uang logam dalam mangkok setiap kali bayi bergerak
4) Apabila
tidak seluruh uang logam kembali kedalam mangkok dalam 2 jam, panggil bidan.
FMC
sehari-hari
Tanyakan pada wanita untuk menentukan
satu waktu dalam sehari ketika janin
biasanya aktif dan ketika wanita tersebut mempunyai waktu untuk focus pada
gerakan janin. Setiap hari pada saat yang sama, tentukan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mengi dentifikasi 10 gerakan janin.
Jika untuk mencapai 10 gerakan
memerlukan waktu yang lebih lama dari biasanya atau tidak terjadi gerakan, maka
wanita harus segera menghubungi bidan.
b.
DJJ
Denyut jantung janin sudah dapat
didengar dengan menggunakan stetoskop lenec pada usia kehamilan 18-20 minggu. Dari letak janin
dapat didengarkan bunyi jantung janin pada letak tertentu disesuaikan dengan
sikap janin. Pada sikap fleksi bunyi jantung janin terletak pada tempat yang
rata yaitu punggung dan jika sikap defleksi, bunyi jantung janin terletak pada
bagian- bagian terkecil. Frewensinya lebih cepat dari denyut jantung dewasa.
Normal
denyut jantung janin terdengar dengan frekwensi 120-160 x / menit
Yang dapat diketahui dari bunyi jantung anak. :
1) Dari
bunyi jantung janin
a)
Tanda pasti kehamilan
b)
Janin hidup
2) Dari
tempat bunyi jantung janin
a)
Presentasi janin
b)
Posisi janin (kedudukan punggung)
c)
Sikap janin (habitus)
3)
Dari
sifat bunyi jantung janin
Dapat
mengetahui keadaan janin
Cara menghitung bunyi jantung janin adalah dengan
mendengarkan 3 x 5 detik dikalikan dengan 4
Misalnya
5 detik
|
5 detik
|
5 detik
|
Kesimpulan
|
11
|
12
|
11
|
Teratur, frekuensi 136/m anak
baik
|
10
|
14
|
9
|
Tak teratur, frekuensi 132/m
asfiksia
|
8
|
7
|
8
|
Teratur frekuensi 92/m
asphyxia
|
Normal denyut jantung janin terdengar
dengan frekwensi 120-160 x/ menit
kalau bunyi jantung kurang dari 120 kali / menit atau lebih dari 160
kali/ menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyksia ( Kekurangan
02 )
Perubahan
dan pola denyut jantung janin :
1) Tachikardi
Adalah
kondisi dimana denyut jantung janin >
160 bpm dalam 10 menit atau lebih : sering dihubungi dengan penurunan
variabilitas.
Penyebab
a)
Prematuritas : usia
gestasi < 28 minggu
b)
Demam maternal
c)
Hipoksia janin –
dikaitkan dengan peningkatan DJJ dasar : mungkin merupakan indikator awal
terjadi stres janin : jika peningkatan menjadi persistem, maka terjadi stress
janin
d)
Pengobatan
maternal (mis:terbutalin, ritodrin, teofilin, hidralasin,atenolol)
e)
Anomaly jantung janin
f) Dehidrasi
maternal
g)
Diabetes ketoasidosis
h)
Anameia
janin ( isoimunisasi Rh, perdarahan feto- maternal, abrupsio plasenta)
i) Hipertiroidisme maternal
Manajemen
a)
Pada janin cukup bulan,
takikardi saja tidak cukup untuk menentukan bahwa janin dalam kondisi buruk
b)
Pada
janin prematur atau lebih bulan dengan insufisiensi utero plasenta, kemungkinan
janin ini mengalami distress
c)
Takikardi
dengan deselerasi lambat atau deseleriasi variable panjang, dengan tampa
mekonium, dan tidak adanya variabilitas terdapat pada janin yang mengalami
distress
2) Bradikardi
Adalah
DJJ dasar antara 100-119 bpm
Penyebab :
a)
Hipotermi maternal
b)
Kompresi
tali pusat janin (prolaps tali pusat,
kompresi tali pusat secara lengkap tau
interminten)
c)
Hipoksia
atau asfiksia janin – biasanya didahului oleh pola DJJ yang tidak adekuat dan penurunan
variabelitas
d)
Stimulasi
vagal (valsava maternal, pemeriksaan vagina, penurunan yang cepat, kepala janin
pada posisi posterior atau melintang)
e)
Anomali jantung janin
f) Pengobatan maternal ( mis, popanolol, anastesi local)
Manajemen
:
a)
Kaji
tanda-tanda stess janin tambahan
b)
Periksa
adanya prolaps tali pusat
c)
Kaji
durasi bradikardi
d)
Kaji
variabelitas
e)
Kaji
adanya deselerasi lambat atau panjang
f) Pastikan
lama persalinan yang diharapkan
g)
Ubah posisi maternal,
jika diindikasikan
h)
Berikan 02 kepada ibu,
jika diindikasikan
i) Konsul,
jika diindikasikan.
c.
Non
stress tes ( NST )
Non
stress tes (NST) adalah tes yang dilakukan tanpa disertai dengan kontraksi
bermaksud untuk mengkaji fungsi plasenta.
Indikasi uji nonstres (
NST )
1)
Diduga
terdapat IUGR pada kehamilan ini
2) Riwayat
IUGR pada kehamilan terdahulu
3) Diabetes
pregestasi
4) Hipertensi
kronik,hypertensi dalam kehamilan,Preeklamsia
5) Gestasi
multiple
6) Oligohidramnion
7) Apabila
melewati tanggal TP
8) Isomunisasi
RH
9) Prom
10)
Penurunan gerakan janin,riwayat
lahir mati.
Prosedur uji nostress (
NST )
1)
Tempatkan
klien pada posisi miring (kiri atau
kanan)
2)
Awali
pemantauan janin elektrolit eksternal ( FHR dan monitor kontraksi)
3)
Identifikasi
batas FHR ( minimal 3 menit )
4)
Lanjutan
pemantauan sampai minimal 20 menit.
Penatalaksanaan
hasil uji nostres ( NST )
1)
Jika
NST reaktif, frekwensi uji berikutnya tergantung dari indikasi untuk diadakan
uji kembali
2)
Jika
NST nonrektif, uji lebih lanjut diindikasikan oeh profil biofisik ( BPP =
Biophysical profile) atau uji stres kontraksi
(CTS = Contraktion steres test)
3)
Jika
NST Inkonklusi,NST yang memanjang sampai 45 menit mungkin dapat
mengklarifikasikan jejak tersebut, atau diadakan uji lanjutan disertai BPP.
Kriteria
interpretasi uji nonstres
Interpretasi
|
Kriteria
|
Reaktif
|
Paling
sedikit terjadi 2 akselerasi FHR dalam periode 20 menit diluar batas paling
sedikit 15 detik dan amplitudo
|
Non
reakti
|
Jejak
FHR yang memperlihatkan angka atau amplitudo akselerasi FHR yang adekuat
dalam periode 20 menit
|
Inkonklusif
|
Jejak
FHR yang tidak dapat diinterpretasikan karena kesulitan
dalam mendapatkan jejak EFM , atau jejek tersebut tidak memperlihatkan batas
FHR ( biasa terjadi pada janin sangat aktif )
|
Tes stres kontraksi
Indikasi
1) Digunakan
sebagai tindak lanjut NST yang tidak meyakinkan
2) Resiko
tinggi menderita IUGR
3) Melewati
tanggal TP
4) Diabetes
tergantung insulin
5)
Jika
ultra suara tidak mampu melakukan BPP
Kontra
indikasi absolut:
Setiap saat apabila kelahiran merupakan kontraindikasi
1) Kehamilan
cukup bulan
2) Riwayat
insisi uterin klasik
3) Plasenta
previa
Prosedur
untuk menginduksi kontraksi pada uji stres
kontraksi ( CTS )
Stimulasi payudara
1)
Stimulasi
salah satu puting susu, melalui pakaian
2) Stimulasi
selama 2 menit
3) Istirahat
5 menit
4) Jangan
melakukan stimulasi selama kontraksi
5)
Jika
dalam 45 menit tidak berhasil lakukan OCT.
Oksitosin Challege Test
( OCT )
1)
Infus
intra vena D 5 / 0.2 NS, jaga vena tetap
pada jalur terbuka
2) Cairan oksitisin : 1 m IU / menit. Pitosin
dalam 500 cc
3) D
5 / 0.2 NS per infus
4)
Titrasi
dimulai 1 mIU / menit setiap 15 menit
5)
Dilanjutkan
sampai pola kontraksi adekuat atau pola DJJ abnormal
d.
Amniosintesis
Adalah penghisapan
cairan ketuban / amnion melalui tusukan fungsi abdomen dengan tujuan
menganalisa cairan amnion.Tidak dilakukan sebelum minggu ke-14.Digunakan untuk
pemeriksaan anti bodi wanita dengan menggunakan Rh(-),kematangam paru dan
amniosintesis.
Amniosentesis
genetik standar dilakukan pada usia 15 atau
16 minggu ,jika ada indikasi.Bagi wanita yang mengalami resiko mengalami
kelainan pembuluh saraf terbuka , amniosintesis dapat mengukur sfesifik kadar
alfafetoprotein dan asetilkolinesterase dalam cairan amnion
yang tidak dapat diukur oleh CVS.
Amniosintesis
setelah umur kehamilan 20 minggu ,
berfungsi untuk memantau kematangan paru janin, khusunya persalinan yang dijadwalkan sebelum umur ke hamilan 39 minggu , dapat membantu
mencegah prematuritas iatrogenik dan sindrom distrss pernafasan.
Prosedur dilakukan
dibawah panduan ultrasonografi secara
langsung untuk mengurangi resiko
agar janin dan plasenta tidak
tertusuk . Resiko amniosintesis
antara lain keguguran (0,5-1 % ) , amnionitis (0,1 % ), cedera janin jarang dijumpai.
Menentukan
Diagnosa Penatalaksanaan
Pengumpulan data
dasar mengetahui pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik, dan panggul, tes
laboratorium dan tes penunjang lainnya merupakan langkah pertama. Langkah
berikutnya pada proses penatalaksanaan ini tergantung pada data dasar yang
diperoleh dan interprestasi terhadap data dasar. Antisipasi masalah potensial
terkait langkah ketiga adalah hal yang penting pada pengembangan rencana
perawatan yang komprehensif. Evaluasi terhadap kebutuhan akan intervensi yang
segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk konsultasi atau pelaksanaan
kolaboratif dengan anggota tim perawatan kesehatan langkah keempat.
4. Menentukan
Diagnosa
a. Menetapkan normalitas
kehamilan
Bidan
dapat menetapkan keadaan normalitas kehamilan jika dalam pemeriksaan tidak ada
riwayat obstetrik yang buruk. Dalam pemeriksaan ukuran uterus sama atau sesuai
dengan usia kehamilan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
b.
Membedakan antara ketidak nyamanan dalam kehamilan dan
kemungkinan komplikasi
Bidan akan dapat membedakan ketidanyamanan yang
didasarkan ibu dari keluhan-keluhan yang dirasakannya, atau dari data
subyektif. Walaupun ketidak nyamanan ibu
tidak mengancam keselamatan ibu. Hal ini dapat saja menjemukan dan
menyulitkan bagi ibu. Bidan harus mendengarkan keluhan itu dan membicarakannya.
Membantu mencari cara untuk mengatasinya sehingga ibu dapat menikmati
kehamilan.
c.
Mengidentifikasi tanda dan gejala penyimpangan dari
keadaan normal
Dalam mengenali tanda dan dan gejala penyimpangan dan
keadan normal kita dapat memperolehnya dari data subyektif dan hasil
pemeriksaan
d.
Mengidentifikasi
kebutuhan belajar
Dari
hasil pemeriksaan yang diperoleh melalui pengumpulan data, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan panggul dan pemeriksaan laboratorium kita dapat mengetahui
kebutuhan apa yang perlukan ibu. Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus
mengajarkan kepada ibu bagaimana mengenali tanda bahaya dini,dan menganjurkan
untuk datang keklinik dengan segera jika ia mengalami tanda –tanda bahaya
tersebut.Dari beberapa pengalaman,akan lebih baik memberikan pendidikan kepada
ibu dan anggota keluarga,khususnya pembuatan keputusan utama,sehingga si ibu
akan didampingi untuk mendapatkan asuhan
e. Mengembangkan asuhan
yang komprehensif
f.
Menetapkan
kebutuhan tes laboratorium
g. Menetapkan kebutuhan
untuk pengobatan komplikasi ringan
Harus
berdasarkan Kep Menkes No 900 tahun2002 tentang registrasi dan kewenangan
praktik bidan dan Standar Pelayanan Kebidanan.Diantaranya adalah penanganan
abortus imminens,Pre eklamsia ringan,Hyperemisis gravidarum Tingkat I,anemia ringan
dalam kehamilan.
i.
Menetapkan
kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga professional lainnya
Apabila
terjadi komplikasi dalam kehamilan bidan perlu menetapkan kebutuhan
konsultasi atau rujukan dengan tenaga
lainnya untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
a. Menetapkan kebutuhan
untuk konseling sfesifik atau Anticipatory Guidance
Dalam
menetapkan kebutuhan untuk konseling sfesifik,harus disesuaikan dengan
permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil berdasarkan anamneses dan pemeriksaan
fisik maupun pemeriksaan menunjang yang telah dilakukan oleh bidan.
Beberapa kebutuhan
konseling yang perlu diberikan pada setiap ibu hamil pada kunjunga awal adalah
pendidikan kesehatan tentang:
1) Tanda
bahaya dalam kehamilan
2) Gizi
pada ibu hamil
3) Persiapan
persalinan
4) Imunisasi
TT
5) Olahraga
,Istirahat
6) Kebersihan
7) Pemberian
ASI
8) Aktifitas
seksual
9) Kegiatan
sehari-hari dan pekerjaan
10)
Obat-obatan dan merokok
11)
Body mekanik,pakaian
dan sepatu
b.
Menetapkan
kebutuhan konseling HIV/PMS
Hanya diberikan
pada ibu hamil dengan riwayat maupun resiko PMS.
c.
Menetapkan
jadual kunjungan sesuia dengan perkembangan kehamilan.
Menurut standar
WHO bahwa dalam kehamilan,minimal kunjunga ANC adalah 4 kali selama kehamilan
dengan penjelasan sbb:
Kunjungan I : Dilakukan sebelum minggu ke 14
(Trimester I)
Kunjungan II : Dilakukan sebelum minggu ke 14 (
Trimester II)
Kunjungan III : Dilakukan antara minggu 28-36 ( Trimester
III)
Kunjungan IV : Dilakukan setelah minggu ke 36 (
Trimester III)
B. Asuhan
kehamilan kunjungan ulang
1. Pengertian
a.Istilah kunjungan ulang merupakan kunjungan ulang
antenatal yang dilakukan setelah
kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan.
b.
Kunjungan
ulang antepartum adalah kunjungan yang selanjutnya dilakukan wanita setelah ia
melalui pemeriksaan antepartum pertama merupakan bagian perawatan pranatal
selama sisa masa hamil hingga wanita tersebut memasuki tahap persalinan sejati.
2. Tujuan
kunjungan ulang antenatal lebih difokuskan
pada pendeteksian:
a. Pendeteksian komplikasi-komplikasi
b.Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan
c. Pemeriksaan fisik yang terfokus dan pengajaran.
Sekali
lagi, assesmen bidan harus meliputi praktek-praktek dimana riset menunjukkan
keuntungan dalam menurunkan AKI dan AKB
3. Mengevaluasi
penemuan masalah
Sebelum melakukan pemeriksaan,bidan hendaknya meninjau
kembali data pasien pada kunjungan pertama. Untuk mendapatkan informasi
tentang:
Adapun
komponen dari kunjungan ulang antenatal adalah:
a. Biodata ibu
b.Usia kehamilan
c. Temuan data yang bermakna
1) Riwayat obstetrik
2) Riwayat perawatan medis
3) Riwayat keluarga
4) Riwayat kehamilan
5) Pemeriksaan fisik awal
6) Pemeriksaan panggul awal
d.Masalah, penatalaksanaan dan evaluasi efektivitas terapi
yang diidentifikasi sebelumnya
e. Setelah masalah dan harapan, rencana dibuat dan instruksi
yang diberikan
f. Obat, terapi dan kebutuhan diet tertentu yang merupakan
tanggung jawab wanita tersebut saat ini
g.Hasil laboratorium
1) Hasil tes normal atau tidak
2) Apakah tertentu pelu diulang
3) Apakah perlu dilakukan penyelidikan dan tes laboratorium
Tujuan dari peninjauan data kunjungan pertama adalah:
Agar bidan dapat menemukan masalah,persoalan dan aspek khusus yang berhubungan
dengan ibu hamil tersebut:
a. Evaluasi data dasar
b.Evaluasi efektifitas manajemen terdahulu
4. Komponen
dari kunjungan ulang antenatal adalah:
a. Riwayat
kehamilan sekarang
1) Gerakan
janin dalam 24 jam
2) Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya kehamilan
3) Keluhan-keluhan yang lazim terjadi dalam kehamilan ( mual
dan muntah,sakit punggung,Kram kaki,konstipasi dll)
4) Kekhwatiran dan
kecemasan yang dirasakan oleh klien(cemas menghadapi persalinan,rasa khawatir
dengan kondisi kandungannya.
Selama
pengambilan riwayat bidan tetap membangun hubungan kepercayaan dengan ibu dan
keluarga
b.Pemeriksaan
fisik
Pada tiap kunjungan
ulang antenatal pemeriksaan fisik berikut dilakukan untuk mendeteksi tiap
tanda-tanda keluhan ibu dan evaluasi pada janin.
1) Berat
badan
2) Tekanan
darah
3) Tinggi
fundus (setelah 12 minggu dengan palpasi tangan, setelah 22 minggu dengan pita meteran)
4) DJJ
setelah 18 minggu
5) Ukuran
janin
6) Letak
presentasi
7) Aktifitas
gerakan janin
8) Palpasi abdomen untuk mendeteksi kehamilan ganda (
setelah 36 minggu )
Penelitian membuktikan
bahwa
1) Pemeriksaan
tekanan darah secara rutin merupakan sebuah cara yang efektif untuk mendeteksi
Pre-eklampsia
2) Perkembangan
janin dapat dimonitor dengan menggunakan
pengukuran tinggi fundus
3) Palpasi/maneuver
leopold hanya efektif setelah minggu 28-36 kehamilan
5.
Pemeriksaan
laboratorium
Pemeriksaan protein
urine, menunjukkan bahwa penapisan rutin protein urin merupakan cara efektif
untuk mendeteksi pre-eklamsi, suatu keadaan yang sangat membahayakan jiwa ibu.
( Hb dan urine)
C.
Penerapan
proses menejemen kebidanan dalam studi kasus
Kasus
I
Ibu
ani datang ke klinik untuk kunjungan kedua. Anda menyambutnya dan mulai
melaksanakan proses manajemen kebidanan/proses penatalaksanaan kebidanan dari 7
langkah. Langkah Varney yang sama saja dengan 5 langkah PKK Kompetensi Inti
Bidan Indonesia. :
1.
Mengumpulkan data pasien :
Anda meninjau catatan/kartu klien dan mencatat riwayat
serata kondisi fisik normal pada saat
kunjungan antenatal pertama.Usia kehamilan kini 26 minggu
Anda
bertanya tentang :
a. Bagaimana
perasaannya.
b.Apakah ia mempunyai keluhan sakit kepala
c. Apakah ada pengeluaran yang tidak normal atau perdarahan
d.Apakah
bayinya bergerak
Ibu
Ani mengatakan ia merasa baik-baik saja dan tidak mempunyai masalah apa-apa
serta merasakan gerakan bayinya
Anda
memeriksa :
a. Tanda-tanda
vitalnya
b.Mengukur
tinggi fundus uteri
c. Mendengar DJJ
d.Tekanan
darah 120/70 mm Hg,Nadi 76, DJJ 140 dan TFU 27 cm
2. Menilai
data / mengenali masalah
Sekarang anda harus menginterpretasikan data ibu Ani,
apakah
a.Data
tersebut NORMAL
b.
Apakah
ada masalah atau ketidak normalan?
Pada kasus ini datanya normal, assesmen anda adalah “ kehamilan normal “
3. Membuat
rencana asuhan
Karena assesmennya normal, rencana asuhan anda adalah
melanjutkan asuhan rutin. Asuhan ini termasuk
juga :
a. Meninjau
tanda-tanda bahaya
b.Membantu
ibu untuk membuat rencana menghadapi kegawat daruratan
c. Mendorong
ibu untuk minum tablet penambah darah
d.Menjawab
pertanyaan ibu
e. Menjelaskan
kapan kunjungan berikutnya
4.
Melaksanakan rencana asuhan
Pada
saat ini anda sudah mengumpulkan data, membuat assesmen dan membuat suatu rencana. Sekarang saatnya untuk melaksanakan
rencana asuhan tersebut.
Untuk
ibu ani:
a. Mintalah ia untuk menyebutkan tanda-tanda bahaya
b.Tanyakan padanya siapa yang mengambil keputusan jika
suaminya tidak ada ditempat saat timbul keadaan gawat darurat
c. Berikan dorongan untuk tetap minum tablet tambah darah
d.Berikan
jawaban atas pertanyaannya
e. Mintalah ia datang dalam 4 sampai 6 minggu yang akan
datang
5. Mengevaluasi
efektifitas asuhan
Saat ibu ani kembali setelah 4
sampai 6 minggu anda harus mengumpulkan data kembali sebagai
langkah 1 untuk menentukan :
a. Apakah
rencana anda sudah efektif
b.Apakah
ibu ani meminum suplemen yang diberikan
c. Apakah
ia sudah menyakan kepada suaminya tentang pengambilan keputusan apabila terjadi
kegawardaruratan
Dengan
data yang anda dapatkan ini, anda tidak hanya bisa mengevaluasi asuhan anda,
tetapi anda bisa juga melanjutkan kelangkah 3 rencana penatalaksanaan kebidanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar