Selasa, 26 Agustus 2014

BAB II ASUHAN KEHAMILAN



BAB II
ASUHAN KEHAMILAN

PENDAHULUAN

1.   Manfaat mata kuliah
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswi untuk memberikan asuhan kehamilan kunjungan awal dan kunjungan ulang.
2.   Deskripsi singkat  perkuliahan
Perkuliahan sesi ini membahas mengenai asuhan kehamilan kunjungan awal dan kunjungan ulang
3.   TIK
Dapat menjelaskan asuhan kehamilan kunjungan awal dan kunjungan ulang 

PENYAJIAN             
           
A.    Asuhan kehamilan kunjungan awal
1.   Tujuan kunjungan
Prenatal Care atau Antenatal Care adalah sama artinya,yaitu perawatan kehamilan.Prenatal dan Antenatal berasal dari bahasa yunani : Pre = Sebelum,Ante = dimuka,sedangkan natal  dari kata natus  yang berarti persalinan.Care = Perawatan , Prenatal care = Perawatan  masa kehamilan yaitu sebelum ibu bersalin.
Antenatal care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan (risiko tinggi, risiko meragukan, risiko rendah).( Chandrawinata 2009, hlm : 25)
Tujuan Utama Asuhan Antenatal

a.   Tujuan Umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental untuk menyelamatkan ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

b.   Tujuan khusus
1)  Memfasilitasi  hasil  yang sehat  dan positif bagi ibu maupun  bayinya dengan  cara membina hubungan saling percaya dengan ibu
2)  Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
3)  Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, ibu dan bayi
4)  Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum yaitu pembedahan dan kebidanan
5)  Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
6)  Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif
7)  Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh dan berkembang secara normal
8)  Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas dan aspek keluarga berencana.
  Asuhan antenatal penting  untuk menjamin  agar proses alamiah tetap berjalan  normal  selama kehamilan . Sekarang secara umum  sudah diterima bahwa setiap kehamilan  membawa resiko  bagi ibu. WHO memperkirakan  bahwa setiap  15 %  dari seluruh  wanita yang hamil  akan berkembang  menjadi komplikasi  yang berkaitan  dengan kehamilannya  serta dapat mengancam jiwanya.
Sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai penelitian di seluruh dunia, untuk bisa efektif dalam meningkatkan  keselamatan  ibu dan BBL, maka asuhan antental  harus difokuskan pada :
1)  Terbukti  bermanfaat bagi keselamatan ibu dan BBL
2)  Terbukti mengurangi  angka kesakitan dan kematian ibu dan BBL
Contoh :
Studi  yang diadakan baru-baru ini  di seluruh dunia telah menunjukkan  bahwa salah  satu cara yang paling  efektif untuk mengurangi  angka kematian  ibu dan BBL  ialah dengan menghadirkan penolong  persalinan  yang sudah terampil    (bidan ) untuk  setiap  persalinan . Oleh karena itu  salah satu aspek  yang paling penting dari asuhan antenatal adalah :
Membina hubungan saling percaya dengan ibu  dan  keluarganya. Jika ibu  mempercayai bidan maka kemungkinan  besar ia akan kembali  ke bidan yang sama  untuk persalinan dan kelahiran bayinya.
Kehamilan bukan suatu penyakit ,melainkan sebuah proses fisiologis yang membutuhkan kenaikan proses metabolisme dan nutrisi untuk pertumbuhan janin. Sungguh amat ideal bila tiap wanita hamil mau memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurannya satu bulan.Sebaiknya ibu hamil mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil  untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
Kategori diagnosis kehamilan
1)     Kehamilan normal
a)      Ibu sehat
b)     Tidak ada riwayat obstetrik buruk
c)      Ukuran uterus sama/sesuai ukuran kehamilan
d)     Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal
2)     Kehamilan dengan masalah khusus
a)      Masalah keluarga atau masalah psikososial
b)     Masalah kekerasan dalam rumah tangga dan kebutuhan financial
3)     Kehamilan dengan kondisi kegawat daruratan yang membutuhkan rujukan  segera.
a)      Masalah perdarahan
b)     Eklamsia
c)      KPD
d)     Kondisi kegawat daruratan lain pada ibu dan janin.
Kebijakan Program Dan Teknis Asuhan Antenatal (Saifuddin A.B 2006,                   hlm : 90 )
Kebijakan program
Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu:
1)     Satu kali pada triwulan pertama.
2)     Satu kali pada triwulan  kedua.
3)     Dua kali pada triwulan ketiga.
Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk “ 7T”
1)     Timbang berat badan
2)     Ukur tekanan darah
3)     Ukur tinggi fundus uteri
4)     Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid  (TT) lengkap
5)     Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan
6)     Tes PMS  terhadap penyakit selama kehamilan.
7)     Temu wicara  dalam rangka persiapan rujukan.
Pelayanan asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga kesehatan  profisional dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi.
Pelayanan / asuhan standar 14 T
1)     Timbang berat badan (T1)
2)     Ukur tekanan darah (T2)
3)     Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4)     Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
5)     Pemberian imunisasi TT (T5)
6)     Pemeriksaan Hb (T6)
7)     Pemeriksaan VDRL (T7)
8)     Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
9)     Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
10)     Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
11)     Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12)     Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13)     Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14)     Pemberian terapi anti malaria untuk      daerah endemis malaria (T14)
Catatan
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC       yaitu 7 T.
 Kebijakan teknis
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilanya.
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
1)     Mengupayakan kehamilan yang sehat
2)     Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan
3)     Persiapan persalinan yang bersih dan aman
4)     Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
Kunjungan pertama harus seawal mungkin meliputi:
1)     Anamnesis
2)     Pemeriksaan fisik
3)     Pemeriksaan panggul
4)     Pemeriksaan laboratorium
5)     Pemeriksaan tambahan lain untuk memperoleh data.(parameter)
6)     Tidak kalah pentingnya adalah memberi support psikis agar seorang ibu hamil memiliki emosi yang stabil.

2.   Pengkajian data kesehatan ibu hamil
a.      Anamnesa
Setiap wanita dan setiap kehamilan merupakan hal unik. Tidak ada dua kehamilan  yang sama. Namun demikian sebagaimana yang telah dipelajari bahwa setiap kehamilan berada dalam resiko komplikasi yang membahayakan jiwa ibu. Maksud dari anamnese adalah, mendeteksi komplikasi, menyiapkan kelahiran. Dengan mempelajari,keadaan kehamilan ibu sekarang,kehamilan dan kelahiran terdahulu,kesehatan umum,kondisi sosial ekonomi.
Begitu informasi dikumpulkan bidan dapat menentukan jika kehamilan NORMAL atau jika ibu memerlukan ASUHAN KHUSUS .Sebagai tambahan pada kunjungan antenatal I  bidan dapat menggunakan data untuk : menghitung usia kehamilan, memperkirakan tanggal kelahiran.
Berdasarkan penafsiran dari bidan membuat rencana khusus mengenai asuhan bagi ibu. Ketika melakukan anamnese  perlu diingat pentingnya keterampilan berkomunikasi yang baik. Kebanyakan ibu datang keklinik tidak secara sukarela memberikan informasi kepada bidan.  Kemungkinan ibu mengatakan, kata ibu saya harus datang kepada ibu bidan karena sudah dua bulan saya tidak haid. Tugas bidanlah  kemudian untuk bertanya dan mengetahui kehamilan ibu secara rinci.
Cara seorang bidan melakukan komunikasi dengan ibu menentukan informasi apa dan berapa banyak yang dapat diperoleh dari ibu tersebut. Kalau bidan melakukan pendekatan dengan penuh rasa persahabatan dan penghargaan terhadap ibu, besar kemungkinan ibu akan bersikap jujur dan mau menginformasikan kepada bidan keadaan kehamilannya secara rinci. Bidan sangat perlu menjalin hubungan yang baik dengan klien sehingga klien akan menyebutkan hal-hal yang mungkin penting bagi perawatan ibu dan jika bidan mengembangkan hubungan saling percaya dengan ibu besar kemungkinan ibu akan kembali pada bidan waktu melahirkan yang merupakan bukti efektifitas dalam menurunkan AKI dan AKB.
Asuhan kebidanan antenatal meliputi beberapa langkah, yaitu pengkajian, diagnosis, identifikasi tindakan segera, rencana/intervensi, implementasi, dan evaluasi.
1)  Anamnesis meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, kebangsaan/suku, tingkat pendidikan, agama, harapan terhadap kehamilan, tingkat kehidupan ekonomi, kebiasaan yang diyakini tentang kehamilan atau pandangan tentang kehamilan, pandangan tentang sistem pelayanan kesehatan, perkawinan, dan usia menikah.
2)  Pengkajian data riwayat kesehatan ibu hamil
Dalam merencanakan urutan-urutan informasi yang akan diperoleh selama suatu kunjungan, sering kali adalah baik sekali untuk memulai dengan riwayat kehamilan sekarang. Inilah yang membuat sebagian besar wanita tertarik dan mengharapkan untuk dibicarakan. Menanyakan kerisauan awal wanita tersebut memudahkan anda memperoleh semua informasi lain kemudian. Tekanan juga harus diletakkan pada usaha memperoleh informasi tentang tanggal haid berikutnya, kalkulasi tanggal kelahiran, kalkulasi usia kehamilan sekarang, serta kalkulasi gravida dan status paranya. Gravida / para. Gravida merujuk pada berapa kali seorang wanita telah hamil. Ini terlepas dari saat mana saat kehamilan tersebut di akhiri. Juga terlepas dari seberapa banyak bayi yang dilahirkan dari kehamilan tersebut yang berlaku  adalah kehamilan tersebut, bukan jumlah bayi. Seseorang wanita yang telah memiliki satu kehamilan dan melahirkan kembar tiga masih merupakan gravida 1 hingga ia hamil kem bali, pada waktu mana ia akan menjadi gravida dua seorang wanita yang hamil perta ma kali hamil disebut primigravida. seorang wanita yang hamil untuk kedua kali disebut secundegravida. Setelah itu, jika hamil lagi, ia akan disebut multigravida. Seorang wanita yang tidak pernah hamil disebut nulligravida. Para meruj uk pada  jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran janin yang mencapai titik kemampuan hidup. Titik ini masih dianggap usia kehamilan 28 minggu atau 1000 gram. Meski bayi yang beratnya kurang dari ini sekarang dapat hidup dengan bantuan perawatan ahli dan teknologi neonatal. Suatu  pertambahan dalam paritas wanita hanya dicapai jika kehamilan tersebut menghasikan janin yang telah mencapai titik kemampuan hidup. Sebagai contoh, seorang wanita yang telah hamil dua kali dan telah mengalami dua kali aborsi. Trimester pertama merupakan seorang gravida dua, para. Ingatlah bukan jumlah janin yang telah mencapai titik kemampuan hidup, tetapi jumlah kehamilan yang berlangsung hingga janin mencapai titik kemampuan hidup yang menentukan keseimbangan. Jadi wanita yang telah memiliki satu yang menghasilkan kembar tiga dengan berat 4 pond , merupakan gravida 1. para 1. Para tidak mempengaruhi apakah janin lahir hidup atau lahir mati. Wanita yang telah hamil dua kali dengan salah satu kehamilan tersebut berakhir dengan lahir mati cukup bulan, dan kehamilan lain terakhir dengan lahir hidup cukup bulan akan menjadi gravida 2, para 2.Seorang primipara adalah seorang wanita yang telah mengalami satu kehamilan dimana janin mencapai titik kemampuan hidup. Wanita multipara adalah yang telah mengalami dua atau lebih kehamilan dimana janin mencapai titik kemampuan hidup. Adalah mungkin  bagi seorang multigravida untuk tidak menjadi multipara karena dalam sistem ini jumlah para dapat kurang, tetapi tidak dapat lebih, dari jumlah gravida. Seorang wanita belum mengalami kehamilan hingga titik kemampuan hidup disebut nullipara. Para tidak memberikan informasi tentang kehamilan yang dialami seorang wanita kaena alasan ini, sistem gravida/para dua-digit digunakan sebagai ganti para. Ini membingunkan karena sistem ini menghitung setiap bayi yang lahir dan bukannya menghitung jumlah kehamilan yang berlangsung hingga titik kemampuan hidup, yang merupakan basis untuk menentukan para. Digit menunjukkan mengikuti urut-urutan yang pasti :
a)      Digit pertama adalah jumlah bayi cukup bulan yang dilahirkan wanita. Termasuk dalam system merujuk pada bayi yang berusia 30 minggu atau 2500 gram atau lebih.
b)     Digit kedua adalah jumlah bayi prematur yang dilahirkan wanita. Prematur dalam sistem ini merujuk pada bayi yang dilahirkan antara 28 minggu dan 36 minggu atau dengan BB antara 1000 dan 2499 gram.
c)      Digit ketiga adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan aborsi (baik aborsi spontan atau aborsi buatan). Aborsi merujuk pada bayi yang dilahirkan sebelum 28 minggu usia kehamilan dengan BB antara kurang dari 1000 gram. Meski kini terdapat klasifikasi immatur bagi bayi yang dilahirkan antara 20 dan 28 minggu atau BB antara 500 dan 999 gram, untuk tujuan sistem ringkasan riwayat obstetrik wanita ini dihitung sebagai aborsi.
d)     Digit keempat  adalah jumlah anak yang sekarang ini hidup.
e)      Berikut ini adalah contoh penggunaan system empat atau lima –digit :
(1) Contoh 1 seorang gravida 2 melahirkan bayi cukup bulan dalam setiap    kehamilan, kedua sekarang ini hidup, ia adalah seorang G II P I A O
(2) Contoh 2 seorang gravida 2 melahirkan bayi cukup bulan yang meninggal pada usia 6 bulan dan mengalami aborsi selama kehamilan kedua. Ia adalah seorang GII PI AO
(3) Contoh 3 seorang gravida 1 melahirkan kembar prematur, salah satunya meninggal ia adalah seorang GI PO AO
Dalam contoh diatas, jika wanita tersebut hamil pada waktu merumuskan riwayat obstetriknya, maka jumlah gravidanya akan bertambah satu sesuai dengan kehamilannya sesaat ini. Ketika mengumpulkan riwayat obstetriknya selama  pemeriksaan antepartum awal, jika wanita tersebut hamil untuk pertama kali, maka cukup tuliskan primigravida ruang yang disediakan untuk riwayat ini adalah bagan.
Periode haid terakhir, karena tanggal pada hari pertama periode haid normal yang terakhir digunakan sebagai dasar untuk menentukan usia kehamilan dan estimasi tanggal kelahiran, adalah penting untuk memperoleh tanggal seakurat mungkin untuk peristiwa melahirkan. Sayangnya, banyak wanita tidak mencatat periode haidnya.  Meskipun demikian, mereka mempunyai gagasan umum yang sangat baik untuk keteraturan periode haid mereka dan kapan hal tersebut terjadi. Suatu pekerjaan pelacakan sering diperlukan. Keberhasilan dari tugas pelacakan anda akan sangat  tergantung pada pernyataan- pernyataan yang anda ajukan.
Hal pertama untuk menentukan tentang tanggal yang diberikan seseorang wanita untuk periode haid terakhir adalah apakah ini merupakan periode normal baginya. Untuk melakukan hal ini, hubungan deskripsinya tentang periode haid terakhir dengan periode haid teratur, yang diperoleh sementara mengumpulkan riwayat haidnya. Sebagai contoh jika, ia berkata bahwa periode haid terakhir sedikit dan berlangsung 1 atau 2 hari dan periode haid umumnya agak hebat selama dua hari pertama dan berkurang menjadi sedikit sekitar hari keempat atau kelima, maka anda mengetahui bahwa periode haid terakhir tidak normal baginya, maka ini merupakan periode yang anda hitung sebagai periode haid terakhir yang normal. Adalah hal yang lumrah bagi seorang wanita untuk mengalami perdarahan bercak pada waktu implantasi blastosit sebagai akibat aktifitas invasivev dari korionik villi dari uterus. Karena implantasi pada wanita dengan suatu silklus haid 28 hari yang dekat dengan waktu ia mengharapkan suatu periode haid (ovulasi  pada hari ke 14 sebelum periode haid berikut) 3 hingga 4 hari bagi ovum yang dibuahi untuk bergerak melewati tuba fallopi ke uterus  (hari ke 17 atau 18) 3 tiga hari dalam rongga uterus sebelum implantasi hari ( 20 puluh atau 21 ) dan kemudian beberapa hari untuk implantasi. Seorang wanita sering menginterpretasi perdarahan bercak dari implantasi ini sebagai suatu periode haid meski pun ini jelas berbeda dalam periode haidnya yang biasa.
Jika anda tidak memeriksa normalitas dari periode haid  terakhirnya, anda dapat membuat kekeliruan dalam menentukan tanggal kehamilan dengan satu bulan. Ini dapat menyebabkan kerisauan tidak perlu bila temuan-temuan klinis dan usia kehamilan tidak berkolerasi sepanjang kehamilan. Ingat, periode haid terakhir merujuk pada normal yang terakhir.
Kadangkala anda akan menemukan seorang wanita yang mengaku tidak tahu apa-apa tentang tanggal periode haid terakhirnya. Untuk memperoleh suatu pengetahuan tentang kapan hal ini terjadi, maka adalah bermanfaat untuk menggunakan hari libur nasional   atau tanggal lain yang mungkin bermakna baginya. Wanita demikian sering kali akan mengingat jika ia mengalami periode haid sekitar tahun baru, tanggal lahirnya, permulaan atau akhir tahun ajaran dan   seterusnya.
Kadang kala wanita tidak mengingat riwayatnya, dan keakuratan dalam menentukan periode haid terakhir menjadi tidak mungkin. Jika demikian maka ini harus dicatat dalam bagan. Jika periode haid terakhir tidak diketahui maka suatu tanggal estimasi kelahiran akan diidarkan pada banyaknya parameter. Estimasi tanggal kelahiran. Tanggal estimasi akhir kehamilan melalui kelahiran bayi cukup bulan disebut estimasi tanggal kelahiran.(Riwayat Kehamilan Sekarang,HPHT dan apakah normal,Gerakan Janin,Tanda – tanda bahaya atau penyulit,Keluhan umum,Obat yang dikonsumsi termasuk jamu ,Kekhawatiran – kakhawatiran khusus)
3)  Keadaan kehamilan, persalinan, dan nifas lalu dengan mempelajari,Keadaan kehamilan ibu sekarang,Kehamilan dan kelahiran terdahulu,anak hidup atau mati/ berapa BBnya,siapa yang menolong adakah penyakit selama kehamilan ,lahir cukup bulan / dan sebagainya. Riwayat kebidanan terdahulu membantu bidan untuk menangani perawatan kehamilan (konseling khusus, tes, tindak lanjut dan rencana persalinan)
4)  Riwayat penyakit dulu, terutama diabetes ,hipertensi,penyakit jantung,penyakit ginjal,riwayat operasi ( abdominal,panggul) dsb.Problem-problem yang timbul dalam kehamilan ini, seperti rasa sakit, perdarahan ,mual,/ muntah yang berlebihan,dan sebagainya.Kondisi sosial ekonomi.
5)  Anamnesis penyakit dalam keluarga meliputi penyakit dalam keluarga yang dapat mempengaruhi kehamilan, baik langsung maupun tidak. Sebagai contoh, penyakit menular (mis., tuberkulosis), epilepsi, lepra, malaria, penyakit kelamin, diabetes melitus, penyakit jantung, hipertensi, dan kelainan darah.
6)  Anamnesis kebidanan meliputi data tentang haid (menarche, siklus, dan HPMT); kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya; riwayat ginekologi; serta riwayat kehamilan sekarang.
7)  Riwayat Psikososial
Keadaan psikososial. Kaji keadaan psikis klien saat ini, hubungan klien dengan keluarga dan tetangga, bagaimana kehamilannya saat ini diharapkan atau tidak. Jika kehamilan diharapkan, jenis kelamin yang diinginkan laki-Iaki atau perempuan. Hal yang perlu ditanyakan berkaitan dengan kebudayaan adalah kebiasaan ibu minum jamu selama hamil, pantangan makanan bagi ibu, dan adat budaya yang mengikat. Selama hamil, apakah diadakan selamatan. Perlu juga diketahui susunan keluarga yang tinggal serumah dan rencana tempat, serta penolong kelahiran. Selain itu, perlu juga diketahui kebiasaan keluarga yang menunjang, kebiasaan keluarga yang menghambat, dan kebiasaan pijat ke dukun.
8)  Riwayat Sosial Ekonomi
Status perkawinan ,Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ibu,Riwayat KB,Dukungan keluarga,Pengambilan keputusan dalam keluarga,Gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan, vitamin A,Kebasaan hidup sehat, merokok, minum–minuman keras, mengkonsumsi obat,Beban kerja dan kegiatan sehari – hari,Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu persalinan.     Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu bidan untuk mengetahui sistem pendukung terhadap ibu dan pengambil keputusan dalam keluarga sehingga dapat membantu ibu merencanakan persalinannya dengan  baik.


9)  Pola kebutuhan sehari-hari / kebutuhan dasar
a)         Pola nutrisi juga perlu dikaji. Hal yang perlu dikaji adalah nafsu makan, porsi makan dalam sehari, jumlah minum, dan pola makan selama hamil. Hal ini perlu ditanyakan karena makanan dan minuman merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempertahankan kondisi klien. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang bermutu dan cukup mengandung gizi sangat diperlukan
b)        Pola eliminasi. Kaji keluhan berkemih atau defekasi ibu selama hamil dan sebelum hamil. Perlu juga diketahui frekuensinya dalam sehari
c)         Higiene personal. Kaji cara ibu menjaga kebersihan tubuh dalam keseharian, misalnya kebiasaan mandi, berganti pakaian, menggosok gigi, dan mencuci rambut
d)        Pola aktivitas, data yang perlu dikaji adalah frekuensi hubungan seksual sebelum hamil dan selama hamil. Perlu juga diketahui keluhan dalam melakukan hubungan seksual. Selain itu, jenis pekerjaan sehari-hari yang dilakukan
e)         Pola kebutuhan istrahat tidur

b.      Pemeriksaan Fisik ( Head to to )
Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan selama pemeriksaan antepartum awal untuk      memastikan apakah wanita tersebut memiliki  abnormalitas medis atau penyakit.Pemeriksaan fisik meliputi:(pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan)
1)     Pengukuran tinggi badan yang dilakukan pada ibu yang pendek (45 cm) karena terdapat risiko tinggi
2)     Pengukuran berat badan dilakukan setiap ibu memeriksakan kehamilannya. Pertambahan berat badan pada ibu hamil berasal dari plasenta dan janin, uterus dan payudara yang membesar, serta volume darah yang bertambah
3)     Pemeriksaan lain meliputi pemeriksaan jantung dan paru oleh dokter serta pemeriksaan tekanan darah untuk mengetahui apakah ada gejala keracunan kehamilan.(TTV) dan LILA
4)     Pemeriksaan edema dapat dilakukan pada wajah, kelopak mata, perut, dan kaki. Pemeriksaan melalui inspeksi dengan urutan:
a)      Wajah (misalnya, kloasma gravidarum dan kesembapan/ edema)
b)     Mata (misalnya, warna sklera dan konjungtiva)
c)      Mulut (misalnya, kebersihan mulut, lidah, gigi, karies gigi, bibir pucat/tidak, dan gigi palsu)
d)     Rambut (misalnya, kebersihan, warna, dan kesuburan)
e)      Telinga (misalnya, kebersihan dan kelainan)
f)       Leher (misalnya, pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena jugularis)
g)     Tangan dan kaki (edema jari tangan,kuku jari pucat,parices dan reflex patella)
h)     Payudara (misalnya, kebersihan, hiperpigmentasi pada areola, puting susu menonjol, vena membayang, bekas operasi, dan kelenjar montgomery menonjol)
i)        Perut (misalnya, pembesaran perut, adanya linea, stria, gerakan janin, dan bekas luka operasi,luka memar,menentukan letak,presentasi,perkiraan berat janin)
j)        Vulva (misalnya, warna, varises, perineum, fluor albus, prolaps dinding vagina, kondiloma, dan kelenjar bartolin)
k)     Genetalia luar (varices,perdarahan,luka,cairan yang keluar dari kel uretra dan skene.kelenjar bartholin (bengkak atau ada massa dan cairan yang keluar)
l)        Genetalia dalam (Serviks meliputi :cairan yang keluar,kekenyalan,posisi,ada pembukaan atau tidak,Uterus ukuran ,bentuk,posisi,mobiditas,kekenyalan dan massa)
m)  Anus (misalnya, hemoroid)
n)     Pemeriksaan dengan palpasi (terutama abdomen) dilakukan untuk menentukan:
(1) Bagian janin yang baru dapat diraba pada kehamilan 20 minggu. Bagian yang mudah   diraba adalah kepala, bokong, punggung, dan bagian kecil janin.
(2) Letak janin dalam uterus
(3) Masuknya bagian terendah.Dan umur kehamilan
Palpasi abdomen menggunakan cara Leopold dibagi dalam empat tahap. Sebagai pedoman untuk mengukur tinggi fundus uteri, digunakan tiga bagian tubuh, yaitu prosesus xifoideus, simfisis, dan pusat.
Menggunakan perasat Leopold yaitu :
Leopold I
Pemeriksa menghadap kearah muka  ibu hamil
Menentukan tinggi fundus uteri,umur kehamilan  dan bagian janin dalam uterus.


Hasil pemeriksaan :
ü Teraba bagian janin yang amat bulat, keras dan dapat melenting diantara ibu jari dan jari tangan memberi indikasi kepala janin yang dapat digerakkan karena kepala terpisah dengan leher dan posisi janin memanjang.
ü Teraba bagian janin yang tidak teratur, lebih besar dan lebih lunak dibanding kepala, tidak bergerak bebas menandakan bokong

 Leopold II :
Menentukan batas samping   uterus samping  kiri dan kanan.
Menentukan letak punggung janin
Pada letak lintang tentukan letak kepala janin


Hasil pemeriksaan :
ü Teraba padat, melengkung dan memanjang pada perut ibu menunjukkan situs janin memanjang dengan posisi punggung
ü Teraba bagian kecil,  menonjol teraba massa tidak teratur yang dapat bergerak menandakan bagian – bagian kecil janin yaitu  tangan, kaki, siku dan berlawanan dengan punggung.

Leopold III :
Menentukan bagian terbawah janin
Apakah bagian terbawah janin sudah masuk PAP



Hasil pemeriksaan :
ü Hasil pemeriksaan pada Leopold I dibandingkan dengan hasil pemeriksaan pada Leopold III untuk memastikan situs dan presentasi janin.
ü Jika bagian terendah janin adalah kepala maka akan sulit digerakkan terutama jika kepala termasuk PAP atau belum melalui PAP, maka akan mudah digerakkan dan teraba lentingan (ballotemen)

Leopold IV :
Pemeriksaan menghadap kekaki     ibu untuk mengetahui seberapa jauh bagian terendah masuk pada PAP.



Hasil pemeriksaan :
ü Convergen bila kedua ujung jari tangan dapat bersentuhan pada garis tengah perut (midline) yang menandakan bahwa bagian terendah belum memasuki pada PAP atau masih berada diatas simfisis pibis (floating).
ü Divergen bila kedua ujung jari berjauhan yang menandakan bahwa bagian terendah sudah PAP sulit untuk digerakkan.
Setiap pemeriksaan ini memberikan data informatif yang bermanfaat dalam dianosis kehamilan, dalam menilai, kesejahteraan janin, dan indikasi terhadap kemungkinan masalah. Adapun luka atau memar pada perut harus dicatat dan alasan mengapa hal tersebut ada hal tersebut disana harus diperiksa. Luka dari bedah sesar terdahulu sangat penting. Adalah bermanfaat untuk mengetahui jika wanita tersebut telah mengalami apendiktomi sehingga apendisitis dapat ditiadakan jika ada nyeri perut pada sisi kanan selama kehamilan. Bidan harus mencatat pada bagan wanita tersebut dan mendiskusikan asal mula memar tersebut dengannya, dengan memberikan perhatian khusus pada kemungkinan adanya penganiayaan.
Pentingnya menentukan letak, presentasi, posisi dan jenis kelamin janin berbeda dengan lama kehamilan. Sebelum minggu ke 20 hampir tidak mungkin untuk memastikan informasi ini karena kombinasi-kombinasi faktor ukuran janin yang kecil, tebalnya uterus, dan perbandingan cairan ketuban yang masih tinggi dengan bayi dalam selaput ketuban. Bayi akan terus bergerak dan berbalik dalam selaput ketuban hingga bagian tubuh bayi lebih besar dari jumlah air ketuban dan tidak ada lagi ruang bagi janin untuk berbalik dengan mudah. Oleh karena itu, informasi, tentang posisi janin dalam uterus memiliki sedikit arti untuk penatalaksaan persalinan dan kelahiran hingga usia kehamilan 36 minggu. Pada waktu itu sebagian besar bayi telah pasti dalam letak dan presentasi mereka selama periode intrapartu. Meskipun demikian, ini tidak mutlak karena beberapa bayi berbalik lagi. Mal presentasi sebelum usia kehamilan 36 minggu tidak perlu dirisaukan karena bayi akan berbalik. Meskipun demikian, mal presentase setelah waktu itu dapat menyebabkan kerisauan dan kemungkinan intervensi. Dalam merencanakan penatalaksanaan dalam periode intrapartum, bidan harus menentukan secara hati-hati pada permulaan persalinan jika timbul masalah. Data tentang letak, presentasi, posisi dan jenis kelamin janin, diperoleh dengan pemeriksaan perut.
Tinggi fundus sangat bermanfaat bila diukur dengan cara yang sama oleh pemeriksa yang sama selama kehamilan. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang pertumbuhan progresif janin dan berfungsi sebagai alat pemantauan untuk mendeteksi masalah-masalah yang berkaitan dengan tinggi fundus yang terlalu besar atau terlalu kecil bagi usia kehamilan yang diduga. Tinggi fundus yang tidak bertambah tetapi tetap sama selama suatu periode yang membosankan tanda-tanda gejala retardasi pertumbuhan janin intrauterine atau kematian janin harus dicari dan kemungkinan-kemungkinan ini harus ditiadakan.
Terdapat 4 cara untuk mengukur tinggi fundus. Menentukan estimasi tinggi fundus memerlukan praktek yang terampil dari pemeriksaan agar dapat mengembangkan keakuratan yang cukup untuk menentukan estimasi tinggi fundus. ETF penting dalam periode intrapartun, ketika karakteristik ini dibandingkan dengan evaluasi klinik pada panggul untuk memastikan bahwa panggul ibu memadai bagi ukuran bayi yang akan dilahirkan.
Sulit untuk belajar mengevaluasi ETF secara akurat, karena tidak ada alat pengukur yang tepat untuk mengecek akurasi dari estimasi anda selama periode antepartum. Bahkan akurasi dari petugas klinis yang berpengamalan juga sangat berpariasi. Literatur melukiskan ketidak akuratan ETF yang dilakukan oleh petugas klinik, terutama bagi bayi yang lebih kecil dan lebih besar, untuk bayi-bayi ukuran rata-rata adalah penting untuk meraba janin sebanyak mungkin, untuk memastikan secara akurat proporsi janin yang anda rasakan, dan membayangkan yang sisa-sisa secara mental. Berikut ini adalah beberapa saran untuk mempelajari bagaimana menerjemahkan apa yang anda rasakan ke dalam estimasi  berat dari :
ü  Palpasi wanita sebanyak mungkin yang berada diunit persalinan dan kelahiran.
ü  Bandingkan ETF anda dengan berat aktual dari bayi pada waktu lahir.
ü  Tanggalkan pakaian, periksa posisi janin dan palpasi bayi sebanyak mungkin dalam ruang perawatan bayi baru lahir (mintalah ijin ibu lebih dahulu) bandingkan estimasi berat bayi dengan berat aktual bayi
ü  Pandang dan teliti ukuran bayi prematur dalam kaitannya dengan berat badannya
ü  Pandang dan teliti ukurannya dan bobot semestinya dari contoh janin pada perbagai usia kehamilan
Satu-satunya informasi tambahan yang harus diperoleh dari pemeriksaan fisik untuk pemeriksaan antepartum awal adalah berat pra-hamil ibu dan tinggi pada waktu pemeriksaan

c.       Pemeriksaan Panggul
Pemeriksaan panggul lengkap dilakukan selama pemeriksaan anterpartum awal. Ini mencakup tidak hanya pemeriksaan speculum, bimanual, dan rektovaginal, tetapi juga evaluasi tulang panggul melalui pelvimetri klinis.
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena panggulnya belum pernah diuji dalam persalinan, sebaliknya pada multigravida anamnese mengenai persalinan yang gampang dapat memberikan keterangan yang berharga mengenai keadaan panggul. Seorang multipara yang sudah beberapa kali melahirkan anak yang aterm dengan spontan dengan mudah, dapat dianggap mempunyai panggul yang cukup luas. Walau pun begitu jalan lahir seorang multipara yang dulunya tak menimbulkan kesukaran kadang-kadang dapat menjadi sempit, misanya kalau timbul tumor   (exostose,osteoma,osteofibrinoma dll) dari tulang panggul atau tomor dari bagian lunak jalan lahir, atau pun ukurang janin lebih besar dari ukuran panggul.   
  
Ukuran panggul luar
Ukuran luar masih dapat dipergunakan   dimana  pelvimetri rontgen sulit dilakukan.  Dengan  cara ini masih dapat ditentukan  secara garis besar  jenis,  bentuk, dan ukuran  panggul apabila dikombinasikan  dengan pemeriksaan dalam. Alat yang dipakai antara lain : jangka panggul Martin, Oseander, Collin, Boudelogue, dan sebagainya .  
Yang diukur adalah:
1)  Distansia spinarum , yaitu jarak dari spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (24-26 cm)
2)  Distansia kristarum  , jarak  terpanjang  antara crista ilica kiri dan kanan (28-30 cm)
3)     Konjugata eksterna (Baudelque) , jarak antara bagian  atas simfisis ke prosessus spinosum  lumbal 5 (18-20 cm )
4)     Distantia oblikue eksterna (ukuran miring luar) , jarak antara  spina iliaca posterior sinistra dan spina iliaca anterior dekstra dan spina iliaca  posterior  dekstra ke spina iliaca  anterior superior  sinistra.  Kedua ukuran ini  bersilang. Jika panggul  norma. Maka kedua ukuran panggul  ini   tidak banyak berbeda. Tetapi jika panggul asimetrik  maka kedua ukuran panggul akan jelas perbedaannnya
5)     Ukuran lingkar panggul , dari pinggir atas simfisis ke pertengahan spina iliaca anterior superior dan  trokhanter mayor sepihak dan kembali  melalui tempat yang  sama.
Panggul dalam
1)     Conjungata  diagonalis
2)     Promontorium,línea innominata
3)     Spina isciadika,kelengkungan sakrum  ,dinding samping pelvis
4)     Arkus pubis,movilitas tulang coccygeus
Anda mungkin kadang kala melihat seorang wanita yang menolak menjalani pemeriksaan panggul. Wanita demikian biasanya remaja muda yang merupakan primigravida dengan pengalaman seksual minimal, wanita yang mengalami pengalaman traumatik pada waktu pemeriksaan panggul dimasa lampau, wanita yang telah diperkosa atau memiliki riwayat pelecehan seksual, atau wanita yang merupakan korban pelecehan seksual sekarang ini. Para wanita ini merasa sangat takut akan merasa sakit secara mental dan fisik jika suatu pemeriksaan dilaksanakan kepada mereka. Masalah ini jarang ditemui pada wanita yang setidak-tidaknya telah megalami suatu kelahiran pervaginam.

d.      Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan haemoglobin,Pemeriksaan protein urine,Pemeriksaan glukose urine, tes VDRL,Golongan darah,Rubella,HIV dan Kotoran untuk parasit. Banyak tempat di Indonesia wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein dan glukosanya, diperiksa darahnya untuk mengetahui faktor khusus, golongan darah, HB dan rubellanya. Jenis tes dalam daftar berikut adalah jenis tes yang sering dilakukan pada ibu hamil untuk menilai ada tidaknya masalah pada ibu hamil. Dan jika ditangani dengan baik maka akan mencegah kematian dan kesakitan pada ibu dan anak

3.   Pengkajian fetal
a.Gerakan janin
Akan sangat bermanfaat apabila seluruh wanita mengetahui bahwa janin akan mengembangkan pola perilakunya sendiri. Jika seorang wanita mengetahui adanya penurunan atau penghentian gerakan janin, wanita tersebut melaporkan gerakan janin normal secara spesifik belum ada. Namun ada sejumlah pedoman dan waktu yang berbeda dalam menghitung gerakan janin. Setiap dokter harus memilih dan menggunakan salah satu metode secara konsisten.









                        Laporan yang menyatakan tidak terjadi gerakan
                               Riwayat aktifitas janin terdahulu
                                           Makan : istrahat selama 1 jam
                                                Gerakan +       < 3 x Gerakan
                             Anjurkan meng,g,janin    NST                                  
                                                                                                       Reaktif     Non reaktif
  Anjurkan,menghitung,g.janin       Konsultasi dokter dan evaluasi,   
Tidak diperlukan rangkaian Pemeriksaan NST   AFV,BPP,informasi klinis lainya                           
Gambar paradigma pengkajian gerakan janin sebagai respon terhadap laporan wanita tentang penurunan  atau  penghentian gerakan janin
Metode sederhana FMC
1)     Letakan 10 uang logam dalam mangkok
2)     Keluarkan dan letakkan diatas meja
3)     Masukkan kembali uang logam dalam mangkok setiap kali bayi bergerak
4)     Apabila tidak seluruh uang logam kembali kedalam mangkok dalam 2  jam, panggil bidan.
FMC sehari-hari
Tanyakan pada wanita untuk menentukan satu waktu dalam sehari  ketika janin biasanya aktif dan ketika wanita tersebut mempunyai waktu untuk focus pada gerakan janin. Setiap hari pada saat yang sama, tentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengi dentifikasi 10 gerakan janin.
Jika untuk mencapai 10 gerakan memerlukan waktu yang lebih lama dari biasanya atau tidak terjadi gerakan, maka wanita harus segera menghubungi bidan.

b.            DJJ
Denyut jantung janin sudah dapat didengar dengan menggunakan stetoskop lenec pada usia  kehamilan 18-20 minggu. Dari letak janin dapat didengarkan bunyi jantung janin pada letak tertentu disesuaikan dengan sikap janin. Pada sikap fleksi bunyi jantung janin terletak pada tempat yang rata yaitu punggung dan jika sikap defleksi, bunyi jantung janin terletak pada bagian- bagian terkecil. Frewensinya lebih cepat dari denyut jantung dewasa.
Normal denyut jantung janin terdengar dengan frekwensi 120-160 x / menit
Yang dapat diketahui dari bunyi jantung anak. :
1)     Dari bunyi jantung janin
a)            Tanda pasti kehamilan
b)           Janin hidup  
2)     Dari tempat bunyi jantung janin
a)            Presentasi janin
b)           Posisi janin  (kedudukan punggung)
c)            Sikap janin (habitus)
3)     Dari sifat  bunyi jantung janin
Dapat mengetahui keadaan janin
Cara menghitung bunyi jantung janin adalah dengan mendengarkan 3 x 5 detik dikalikan dengan 4
Misalnya
5 detik
5 detik
5 detik
Kesimpulan
11
12
11
Teratur, frekuensi 136/m anak baik
10
14
9
Tak teratur, frekuensi 132/m asfiksia
8
7
8
Teratur frekuensi 92/m asphyxia
 
Normal denyut jantung janin terdengar dengan frekwensi 120-160 x/ menit    kalau bunyi jantung kurang dari 120 kali / menit atau lebih dari 160 kali/ menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyksia ( Kekurangan 02 )
Perubahan dan pola denyut jantung janin :
1)     Tachikardi
Adalah kondisi dimana denyut  jantung janin > 160 bpm dalam 10 menit atau lebih : sering dihubungi dengan penurunan variabilitas.
Penyebab
a)            Prematuritas : usia gestasi < 28 minggu
b)           Demam maternal
c)            Hipoksia janin – dikaitkan dengan peningkatan DJJ dasar : mungkin merupakan indikator awal terjadi stres janin : jika peningkatan menjadi persistem, maka terjadi stress janin
d)           Pengobatan maternal (mis:terbutalin, ritodrin, teofilin, hidralasin,atenolol)
e)            Anomaly jantung janin
f) Dehidrasi maternal
g)           Diabetes ketoasidosis
h)           Anameia janin ( isoimunisasi Rh, perdarahan feto- maternal, abrupsio plasenta)
i)  Hipertiroidisme   maternal
Manajemen
a)            Pada janin cukup bulan, takikardi saja tidak cukup untuk menentukan bahwa janin dalam kondisi buruk
b)           Pada janin prematur atau lebih bulan dengan insufisiensi utero plasenta, kemungkinan janin ini mengalami distress
c)            Takikardi dengan deselerasi lambat atau deseleriasi variable panjang, dengan tampa mekonium, dan tidak adanya variabilitas terdapat pada janin yang mengalami distress
2)     Bradikardi
Adalah DJJ dasar antara 100-119 bpm
Penyebab :
a)            Hipotermi maternal
b)           Kompresi tali pusat  janin (prolaps tali pusat, kompresi tali pusat secara lengkap  tau interminten)
c)            Hipoksia atau asfiksia janin – biasanya didahului oleh pola DJJ yang tidak adekuat dan penurunan variabelitas
d)           Stimulasi vagal (valsava maternal, pemeriksaan vagina, penurunan yang cepat, kepala janin pada posisi  posterior atau melintang)
e)            Anomali jantung janin
f) Pengobatan maternal ( mis, popanolol, anastesi local)
Manajemen :
a)            Kaji tanda-tanda stess janin tambahan
b)           Periksa adanya prolaps tali pusat
c)            Kaji durasi bradikardi
d)           Kaji variabelitas
e)            Kaji adanya deselerasi lambat atau panjang
f) Pastikan lama persalinan yang diharapkan
g)           Ubah posisi maternal, jika diindikasikan
h)           Berikan 02 kepada ibu, jika diindikasikan
i)  Konsul, jika diindikasikan.

c. Non stress tes ( NST )
Non stress tes (NST) adalah tes yang dilakukan tanpa disertai dengan kontraksi bermaksud untuk mengkaji fungsi plasenta.
Indikasi uji nonstres ( NST )
1)     Diduga terdapat IUGR pada kehamilan ini
2)     Riwayat IUGR pada kehamilan terdahulu
3)     Diabetes pregestasi
4)     Hipertensi kronik,hypertensi dalam kehamilan,Preeklamsia
5)     Gestasi multiple
6)     Oligohidramnion
7)     Apabila melewati  tanggal TP
8)     Isomunisasi RH
9)     Prom
10)                    Penurunan gerakan janin,riwayat lahir mati.
Prosedur uji nostress ( NST )
1)     Tempatkan klien pada posisi miring  (kiri atau kanan)
2)     Awali pemantauan janin elektrolit eksternal ( FHR dan monitor kontraksi)
3)     Identifikasi batas FHR ( minimal 3 menit )
4)     Lanjutan pemantauan sampai minimal 20 menit.
Penatalaksanaan hasil uji nostres ( NST )
1)     Jika NST reaktif, frekwensi uji berikutnya tergantung dari indikasi untuk diadakan uji kembali
2)     Jika NST nonrektif, uji lebih lanjut diindikasikan oeh profil biofisik ( BPP = Biophysical profile) atau uji stres kontraksi  (CTS = Contraktion steres test)
3)     Jika NST Inkonklusi,NST yang memanjang sampai 45 menit mungkin dapat mengklarifikasikan jejak tersebut, atau diadakan uji lanjutan disertai BPP.
Kriteria interpretasi uji nonstres
Interpretasi
Kriteria
Reaktif
Paling sedikit terjadi 2 akselerasi FHR dalam periode 20 menit diluar batas paling sedikit 15 detik dan amplitudo
Non reakti
Jejak FHR yang memperlihatkan angka atau amplitudo akselerasi FHR yang adekuat dalam periode 20 menit
Inkonklusif
Jejak FHR  yang tidak  dapat diinterpretasikan karena kesulitan dalam mendapatkan jejak EFM , atau jejek tersebut tidak memperlihatkan batas FHR ( biasa terjadi pada janin sangat aktif )
Tes stres kontraksi
Indikasi
1)     Digunakan sebagai tindak lanjut NST yang tidak meyakinkan
2)     Resiko tinggi menderita IUGR
3)     Melewati tanggal TP
4)     Diabetes tergantung insulin
5)     Jika ultra suara tidak mampu melakukan BPP
Kontra indikasi absolut:
Setiap saat apabila kelahiran merupakan kontraindikasi
1)     Kehamilan cukup bulan
2)     Riwayat insisi uterin klasik
3)     Plasenta previa
Prosedur untuk menginduksi kontraksi pada uji stres  kontraksi ( CTS )
Stimulasi payudara
1)     Stimulasi salah satu puting susu, melalui pakaian
2)     Stimulasi selama 2 menit
3)     Istirahat 5 menit
4)     Jangan melakukan stimulasi selama kontraksi
5)     Jika dalam 45 menit tidak berhasil lakukan OCT.
Oksitosin Challege Test ( OCT )
1)     Infus intra vena D 5 / 0.2 NS, jaga vena  tetap pada jalur terbuka
2)     Cairan oksitisin : 1 m IU / menit. Pitosin dalam 500 cc
3)     D 5 / 0.2 NS per infus
4)     Titrasi dimulai 1 mIU / menit setiap 15 menit
5)     Dilanjutkan sampai pola kontraksi adekuat atau pola DJJ abnormal

d.            Amniosintesis
Adalah penghisapan cairan ketuban / amnion melalui tusukan fungsi abdomen dengan tujuan menganalisa cairan amnion.Tidak dilakukan sebelum minggu ke-14.Digunakan untuk pemeriksaan anti bodi wanita dengan menggunakan Rh(-),kematangam paru dan amniosintesis.
Amniosentesis genetik standar dilakukan pada usia 15 atau  16 minggu ,jika ada indikasi.Bagi wanita yang mengalami resiko mengalami kelainan pembuluh saraf terbuka , amniosintesis dapat mengukur sfesifik kadar alfafetoprotein dan asetilkolinesterase dalam cairan  amnion  yang  tidak dapat diukur oleh CVS.
Amniosintesis setelah umur kehamilan  20 minggu , berfungsi untuk memantau  kematangan  paru janin, khusunya persalinan  yang dijadwalkan sebelum  umur ke hamilan 39 minggu , dapat membantu mencegah prematuritas iatrogenik dan sindrom distrss pernafasan.
Prosedur dilakukan dibawah panduan ultrasonografi  secara langsung untuk  mengurangi  resiko  agar janin dan plasenta tidak  tertusuk . Resiko   amniosintesis antara lain keguguran (0,5-1 % ) , amnionitis (0,1 % ), cedera janin  jarang dijumpai.
Menentukan Diagnosa Penatalaksanaan
Pengumpulan data dasar mengetahui pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik, dan panggul, tes laboratorium dan tes penunjang lainnya merupakan langkah pertama. Langkah berikutnya pada proses penatalaksanaan ini tergantung pada data dasar yang diperoleh dan interprestasi terhadap data dasar. Antisipasi masalah potensial terkait langkah ketiga adalah hal yang penting pada pengembangan rencana perawatan yang komprehensif. Evaluasi terhadap kebutuhan akan intervensi yang segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk konsultasi atau pelaksanaan kolaboratif dengan anggota tim perawatan kesehatan langkah keempat.

4.   Menentukan Diagnosa
a.       Menetapkan normalitas kehamilan
Bidan dapat menetapkan keadaan normalitas kehamilan jika dalam pemeriksaan tidak ada riwayat obstetrik yang buruk. Dalam pemeriksaan ukuran uterus sama atau sesuai dengan usia kehamilan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
b.      Membedakan antara ketidak nyamanan dalam kehamilan dan kemungkinan komplikasi
Bidan akan dapat membedakan ketidanyamanan yang didasarkan ibu dari keluhan-keluhan yang dirasakannya, atau dari data subyektif. Walaupun ketidak nyamanan ibu   tidak mengancam keselamatan ibu. Hal ini dapat saja menjemukan dan menyulitkan bagi ibu. Bidan harus mendengarkan keluhan itu dan membicarakannya. Membantu mencari cara untuk mengatasinya sehingga ibu dapat menikmati kehamilan.
c.       Mengidentifikasi tanda dan gejala penyimpangan dari keadaan normal
Dalam mengenali tanda dan dan gejala penyimpangan dan keadan normal kita dapat memperolehnya dari data subyektif dan hasil pemeriksaan
d.      Mengidentifikasi kebutuhan belajar
Dari hasil pemeriksaan yang diperoleh melalui pengumpulan data, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul dan pemeriksaan laboratorium kita dapat mengetahui kebutuhan apa yang perlukan ibu. Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana mengenali tanda bahaya dini,dan menganjurkan untuk datang keklinik dengan segera jika ia mengalami tanda –tanda bahaya tersebut.Dari beberapa pengalaman,akan lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota keluarga,khususnya pembuatan keputusan utama,sehingga si ibu akan didampingi untuk mendapatkan asuhan 
e.       Mengembangkan asuhan yang komprehensif
f.         Menetapkan kebutuhan tes laboratorium
g.      Menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan
Harus berdasarkan Kep Menkes No 900 tahun2002 tentang registrasi dan kewenangan praktik bidan dan Standar Pelayanan Kebidanan.Diantaranya adalah penanganan abortus imminens,Pre eklamsia ringan,Hyperemisis gravidarum Tingkat I,anemia ringan dalam kehamilan.
                     i.         Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan pada tenaga professional lainnya
Apabila terjadi komplikasi dalam kehamilan bidan perlu menetapkan kebutuhan konsultasi  atau rujukan dengan tenaga lainnya untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
a.      Menetapkan kebutuhan untuk konseling sfesifik atau Anticipatory Guidance
Dalam menetapkan kebutuhan untuk konseling sfesifik,harus disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil berdasarkan anamneses dan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan menunjang yang telah dilakukan oleh bidan.
Beberapa kebutuhan konseling yang perlu diberikan pada setiap ibu hamil pada kunjunga awal adalah pendidikan kesehatan tentang:
1)     Tanda bahaya dalam kehamilan
2)     Gizi pada ibu hamil
3)     Persiapan persalinan
4)     Imunisasi TT
5)     Olahraga ,Istirahat
6)     Kebersihan
7)     Pemberian ASI
8)     Aktifitas seksual
9)     Kegiatan sehari-hari dan pekerjaan
10)                    Obat-obatan dan merokok
11)                    Body mekanik,pakaian dan sepatu
b.      Menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS
Hanya diberikan pada ibu hamil dengan riwayat maupun resiko PMS.
c.       Menetapkan jadual kunjungan sesuia dengan perkembangan kehamilan.
Menurut standar WHO bahwa dalam kehamilan,minimal kunjunga ANC adalah 4 kali selama kehamilan dengan penjelasan sbb:

Kunjungan I        : Dilakukan sebelum minggu ke 14 (Trimester I)
Kunjungan II       : Dilakukan sebelum minggu ke 14 ( Trimester II)
Kunjungan III     : Dilakukan antara minggu 28-36 ( Trimester III)
Kunjungan IV     : Dilakukan setelah minggu ke 36 ( Trimester III) 

B.    Asuhan kehamilan kunjungan ulang
1.   Pengertian
a.Istilah kunjungan ulang merupakan kunjungan ulang antenatal yang dilakukan   setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan.
b.            Kunjungan ulang antepartum adalah kunjungan yang selanjutnya dilakukan wanita setelah ia melalui pemeriksaan antepartum pertama merupakan bagian perawatan pranatal selama sisa masa hamil hingga wanita tersebut memasuki tahap persalinan sejati.

2.   Tujuan kunjungan ulang antenatal lebih difokuskan  pada pendeteksian:
a. Pendeteksian komplikasi-komplikasi
b.Mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan
c. Pemeriksaan fisik yang terfokus dan pengajaran.
Sekali lagi, assesmen bidan harus meliputi praktek-praktek dimana riset menunjukkan keuntungan dalam menurunkan AKI dan AKB

3.   Mengevaluasi penemuan masalah
Sebelum melakukan pemeriksaan,bidan hendaknya meninjau kembali data pasien pada kunjungan pertama. Untuk mendapatkan informasi tentang:
Adapun komponen dari kunjungan ulang antenatal adalah:
a. Biodata ibu
b.Usia kehamilan
c. Temuan data yang bermakna
1)  Riwayat obstetrik
2)  Riwayat perawatan medis
3)  Riwayat keluarga
4)  Riwayat kehamilan
5)  Pemeriksaan fisik awal
6)  Pemeriksaan panggul awal
d.Masalah, penatalaksanaan dan evaluasi efektivitas terapi yang diidentifikasi sebelumnya
e. Setelah masalah dan harapan, rencana dibuat dan instruksi yang diberikan
f.  Obat, terapi dan kebutuhan diet tertentu yang merupakan tanggung jawab wanita tersebut saat ini
g.Hasil laboratorium
1)  Hasil tes normal atau tidak
2)  Apakah tertentu pelu diulang
3)  Apakah perlu dilakukan penyelidikan dan tes laboratorium
Tujuan dari peninjauan data kunjungan pertama adalah: Agar bidan dapat menemukan masalah,persoalan dan aspek khusus yang berhubungan dengan ibu hamil tersebut:
a. Evaluasi data dasar
b.Evaluasi efektifitas manajemen terdahulu

4.   Komponen dari kunjungan ulang antenatal adalah:
a. Riwayat kehamilan sekarang
1)  Gerakan janin dalam 24 jam
2)  Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya kehamilan
3)  Keluhan-keluhan yang lazim terjadi dalam kehamilan ( mual dan muntah,sakit punggung,Kram kaki,konstipasi dll)
4)  Kekhwatiran  dan kecemasan yang dirasakan oleh klien(cemas menghadapi persalinan,rasa khawatir dengan kondisi kandungannya.
Selama pengambilan riwayat bidan tetap membangun hubungan kepercayaan dengan ibu dan keluarga
b.Pemeriksaan fisik
Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikut dilakukan untuk mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan ibu dan evaluasi pada janin.
1)  Berat badan
2)  Tekanan darah
3)  Tinggi fundus (setelah 12 minggu dengan palpasi tangan, setelah 22 minggu dengan pita meteran)
4)  DJJ setelah 18 minggu
5)  Ukuran janin
6)  Letak presentasi
7)  Aktifitas gerakan  janin
8)  Palpasi abdomen untuk mendeteksi kehamilan ganda ( setelah 36 minggu )
Penelitian membuktikan bahwa
1)  Pemeriksaan tekanan darah secara rutin merupakan sebuah cara yang efektif untuk mendeteksi Pre-eklampsia
2)  Perkembangan janin dapat dimonitor dengan  menggunakan pengukuran tinggi fundus
3)  Palpasi/maneuver leopold hanya efektif setelah minggu 28-36 kehamilan

5.   Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan protein urine, menunjukkan bahwa penapisan rutin protein urin merupakan cara efektif untuk mendeteksi pre-eklamsi, suatu keadaan yang sangat membahayakan jiwa ibu. ( Hb dan urine)

C.    Penerapan proses menejemen kebidanan dalam studi kasus
Kasus I
Ibu ani datang ke klinik untuk kunjungan kedua. Anda menyambutnya dan mulai melaksanakan proses manajemen kebidanan/proses penatalaksanaan kebidanan dari 7 langkah. Langkah Varney yang sama saja dengan 5 langkah PKK Kompetensi Inti Bidan Indonesia. :
1.   Mengumpulkan data pasien :
Anda meninjau catatan/kartu klien dan mencatat riwayat serata kondisi fisik normal pada  saat kunjungan antenatal pertama.Usia kehamilan kini 26 minggu
Anda bertanya tentang  :
a. Bagaimana perasaannya.
b.Apakah ia mempunyai keluhan sakit kepala
c. Apakah ada pengeluaran yang tidak normal atau perdarahan
d.Apakah bayinya bergerak
Ibu Ani mengatakan ia merasa baik-baik saja dan tidak mempunyai masalah apa-apa serta  merasakan gerakan bayinya
Anda memeriksa :
a. Tanda-tanda vitalnya
b.Mengukur tinggi fundus uteri
c.  Mendengar DJJ
d.Tekanan darah 120/70 mm Hg,Nadi 76, DJJ 140 dan TFU 27 cm
2.   Menilai data / mengenali masalah
Sekarang anda harus menginterpretasikan data ibu Ani, apakah
a.Data tersebut NORMAL
b.            Apakah ada masalah atau ketidak normalan?
Pada kasus ini datanya normal, assesmen anda adalah  “ kehamilan normal “
3.   Membuat rencana asuhan
Karena assesmennya normal, rencana asuhan anda adalah melanjutkan asuhan rutin. Asuhan ini termasuk juga :
a. Meninjau tanda-tanda bahaya
b.Membantu ibu untuk membuat rencana menghadapi kegawat daruratan
c. Mendorong ibu untuk minum tablet penambah darah
d.Menjawab pertanyaan ibu
e. Menjelaskan kapan kunjungan berikutnya
4.   Melaksanakan rencana asuhan
Pada saat ini anda sudah mengumpulkan data, membuat assesmen dan membuat suatu  rencana. Sekarang saatnya untuk melaksanakan rencana asuhan tersebut.
Untuk ibu ani:
a. Mintalah ia untuk menyebutkan tanda-tanda bahaya
b.Tanyakan padanya siapa yang mengambil keputusan jika suaminya tidak ada ditempat saat timbul keadaan gawat darurat
c. Berikan dorongan untuk tetap minum tablet tambah darah
d.Berikan jawaban atas pertanyaannya
e. Mintalah ia datang dalam 4 sampai 6 minggu yang akan datang
5.   Mengevaluasi efektifitas asuhan
Saat ibu ani kembali setelah  4  sampai 6 minggu anda harus mengumpulkan data kembali sebagai langkah  1 untuk menentukan :
a. Apakah rencana anda sudah efektif
b.Apakah ibu ani meminum suplemen yang diberikan
c. Apakah ia sudah menyakan kepada suaminya tentang pengambilan keputusan apabila terjadi kegawardaruratan
Dengan data yang anda dapatkan ini, anda tidak hanya bisa mengevaluasi asuhan anda, tetapi anda bisa juga melanjutkan kelangkah 3 rencana penatalaksanaan kebidanan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar